“JALUR MAUT PEMBAWA REZEKI” (SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENGEMIS KRUMPUT, DESA PAGERALANG, KABUPATEN BANYUMAS)
Yuli Setiyaningsih, 1511417049 (2021) “JALUR MAUT PEMBAWA REZEKI” (SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENGEMIS KRUMPUT, DESA PAGERALANG, KABUPATEN BANYUMAS). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (9MB) | Request a copy |
Abstract
Pengemis dalam jerat kemiskinan tentu bukanlah kondisi yang diharapkan, kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan, stereotip yang melekat pada diri mereka tentunya menjadi rintangan dalam menjalani kehidupan. Setiap orang tentu mendambakan kehidupan yang sejahtera, layak dan berkecukupan. Dalam kondisi yang sama seseorang bisa merasakan kesejahteraan yang berbeda, perbedaan tersebutlah yang kemudian disebut kesejahteraan yang subjektif atau Subjective well-being. Indikator kesejahteraan manusia secara psikologis yaitu terpenuhinya kebutuhan hidup baik kebutuhan psikologis maupun non psikologis. Di sini peneliti melihat adanya indikasi kesejahteraan yang rendah dalam diri pengemis krumput karena kebutuhan hidup yang kurang dapat terpenuhi dengan baik dalam kehidupannya, baik kebutuhan non psikologis hingga kebutuhan psikologis namun di sisi lain pengemis dapat bertahan dalam kurun waktu yang lama dalam aktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengemis di Jalan Krumput, gambaran subjective well-being pada pengemis beserta faktor yang melatarbelakangi subjective well�being di Jalan Krumput. Peneliti menggunakan teori subjective well-being berupa komponen subjective well-being dari Diener serta teori hierarki kebutuhan Maslow untuk menyusun unit analisis penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi Fenomenologi. Metode pengumpulan data dengan wawancara yaitu wawancara semi terstruktur dengan menggunakan interview guide, observasi, dan dokumentasi. Data penelitian diperoleh dari sumber primer atau narasumber. Tekhnik pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi sumber. Faktor ekonomi merupakan penyebab utama perilaku mengemis narasumber yang berasal dari ekonomi yang tidak mampu sehingga membuat mereka kesulitan mengenyam pendidikan dan menimbulkan terbatasnya ketrampilan yang mereka miliki untuk memperoleh pekerjaan. Simpati dari masyarakat dan justifikasi perilaku yang dilakukan narasumber juga menjadi penyebab langgengnya kebiasaan mengemis serta kurang tegasnya penegakkan peraturan daerah setempat. Tidak mudah menjalani kehidupan sebagai pengemis dalam jerat kemiskinan, mulai dari kesulitan pemenuhan kebutuhan serta kesenjangan antara kenyataan dengan harapan yang menimbulkan munculnya afek negatif dalam kehidupan mereka. Namun dalam kondisi demikian, keempat narasumber tetap berupaya menjalani kehidupannya dengan baik. Mengembangkan afek positif sebagai cara mereka agar dapat tegar bertahan menghadapi kerasnya kehidupan. Tegar menjalani hidup di tengah realita pahit merupakan hal yang tidak mudah. Afek negatif maupun positif tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai faktor yang berbeda pada setiap individu di antaranya yaitu religiusitas, daya juang rendah, kepercayaan diri rendah, social comparison, represi, copyng stress, self acceptance, learned helplessness, memendam emsi, dan dukungan sosial . Temuan lain pada penelitian ini yaitu faktor konformitas sebagai penyebab bertahan perilaku mengemis serta konsep nrimo sebagai pendukung berkembangnya perasaan positif dalam diri individu.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pengemis, Kebahagiaan, Subjective Well-Being |
Subjects: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Psikologi (S1) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Pendidikan > Psikologi (S1) |
Depositing User: | TUKP unnes |
Date Deposited: | 04 Nov 2022 03:03 |
Last Modified: | 04 Nov 2022 03:03 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/52678 |
Actions (login required)
View Item |