PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN KETERAMPILAN NARAPIDANA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PERMISAN NUSAKAMBANGAN


Safira Alicia Hanim, 3301417003 (2021) PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN KETERAMPILAN NARAPIDANA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PERMISAN NUSAKAMBANGAN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN KETERAMPILAN NARAPIDANA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PERMISAN NUSAKAMBANGAN] PDF (PEMBINAAN KEDISIPLINAN DAN KETERAMPILAN NARAPIDANA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PERMISAN NUSAKAMBANGAN) - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Narapidana di mata masyarakat saat mereka bebas setelah selesai menjalani masa hukuman biasanya akan dipandang sebelah mata. Kebanyakan orang masih menganggap bahwa mantan narapidana adalah orang yang berbahaya dan harus dijauhi karena telah melakukan kejahatan dan dosa besar sehingga berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Di dalam Lapas, narapidana tidak hanya menjalani hukuman saja dan tidak melakukan apa-apa tetapi mereka diberikan pelatihan dan pembinaan. Pembinaan adalah upaya untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Lapas adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Dengan adanya pembinaan ini diharapkan kedepannya setelah narapidana bebas, mereka sudah siap untuk kembali ke masyarakat dan bisa berbaur dengan baik serta diterima dengan baik juga oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembinaan kedisiplinan dan keterampilan narapidana, respon narapidana, dan hambatan yang dihadapi Lembaga Pemasyarakatan dalam pembinaan kedisiplinan dan keterampilan narapidana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian ini adalah narapidana di Lapas Kelas IIA Permisan Nusakambangan. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Pihak yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Andriyas Dwi P, A.Md.IP., S.H., M.H. selaku Kepala Kasi Binadik, Wiwit Wahyono selaku Pengelola Hasil Kerja, dan Angga Kusuma (narapidana kasus narkoba). Sumber data sekundernya adalah Data Pegawai Lapas Permisan, Data Usulan Integrasi Tahun 2021 per bulan Mei, dokumentasi dan foto kegiatan. Informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Kasi Binadik, petugas, dan narapidana Lapas Kelas IIA Permisan. Metode pengumpulan data berupa: metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narapidana sebelum mendapatkan pembinaan kedisiplinan dan keterampilan harus melewati Mapenali (masa pengenalan lingkungan) untuk kemudian digali informasi mengenai minat dan bakat narapidana. Setiap narapidana hanya berfokus kepada satu kegiatan kerja saja yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk pembinaan kedisiplinan, kegiatan pembinaannya diantaranya berupa bersih-bersih kamar, bersih-bersih blok tahanan dan shalat jumat bagi yang beragama muslim. Secara umum pembinaan kedisiplinan di Lapas Permisan mengikuti aturan yang berlaku. Untuk vii pelaksanaan kegiatan keterampilan yaitu ada hidroponik, batik, keset, kaligrafi, menjahit, laundry dan bakery. Respon narapidana terhadap pembinaan kedisiplinan dan keterampilan sejauh ini berjalan dengan baik. Narapidana memberikan respon dengan rajin dan tepat waktu serta mengikuti aturan yang berlaku di Lapas Permisan secara keseluruhan. Ada strategi khusus yang terdapat di Lapas Kelas IIA Permisan, yaitu strategi pemberian penawaran. Narapidana diberikan penawaran untuk mengikuti kegiatan kerja yang ada di Lapas dan manfaatnya saat narapidana selesai menjalani masa hukuman ada bekal yang dibawa, saat masih menjalani masa hukuman akan mendapatkan premi, CMB (Cuti Menjelang Bebas), dan PB (Pembebasan Bersyarat) sehingga narapidana terpacu untuk mengikuti kegiatan kerja. Terdapat hambatan dalam proses pembinaan kedisiplinan dan keterampilan yaitu letak Lapas yang berada di daerah terpencil dan akses yang harus ditempuh berupa darat dan lautan sehingga menyulitkan kegiatan pemasaran produk hasil karya narapidana, serta fasilitas dan alat-alat perkayuan yang perlu diperbaiki dan perluasan pasar sehingga produk dari Lapas bisa dikenal masyarakat luas. Saran, perlu adanya perbaikan pada fasilitas dan alat-alat perkayuan untuk menunjang kegiatan kerja narapidana. Pengadaan transportasi khusus untuk kegiatan pemasaran sehingga mempermudah akses dan perluasan pasar untuk kegiatan jual beli sehingga produk dari Lapas bisa dikenal masyarakat luas.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Pembinaan Kedisiplinan, Pembinaan Keterampilan, Narapidana, Lapas
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1
Depositing User: dwi setyo hastaningsih
Date Deposited: 23 Aug 2022 03:40
Last Modified: 23 Aug 2022 03:40
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/51463

Actions (login required)

View Item View Item