MAKNA KULTURAL SATUAN LINGUAL DALAM TRADISI TINGKEBAN DESA BANJARAN KABUPATEN PEMALANG
Aghnia Nurmahanifah, 2111417010 (2021) MAKNA KULTURAL SATUAN LINGUAL DALAM TRADISI TINGKEBAN DESA BANJARAN KABUPATEN PEMALANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF (MAKNA KULTURAL SATUAN LINGUAL DALAM TRADISI TINGKEBAN DESA BANJARAN KABUPATEN PEMALANG)
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Seiring perkembangan zaman, tradisi Tingkeban di Desa Banjaran sudah bukan tradisi yang murni lagi, tetapi sudah sedikit berkembang. Perkembangan budaya ini memengaruhi satuan lingual dalam tradisi Tingkeban di Desa Banjaran. Selain itu, tidak sedikit masyarakat belum mengerti makna tersirat di dalam tradisi. Akibat yang dapat ditimbulkan pada waktu mendatang bahwa generasi penerus akan melestarikan tradisi tanpa mengerti makna tersirat dalam tradisi Tingkeban. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk satuan lingual dalam tradisi tingkeban Desa Banjaran Kabupaten Pemalang, (2) mendeskripsikan makna kultural satuan lingual dalam tradisi tingkeban Desa Banjaran Kabupaten Pemalang. Pendekatan teoretis pada penelitian ini berfokus pada kajian etnolinguistik dan secara metodologis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode agih dan metode padan. Hasil analisis data disajikan dengan metode formal dan informal. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya 51 data satuan lingual bermakna kultural. Satuan lingual yang ditemukan pada tradisi Tingkeban Desa Banjaran Kabupaten Pemalang dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan kategori penamaan yakni prosesi, tata cara, bahan, alat, makanan, rasa, tempat, gambar, waktu, ungkapan, dan doa, serta berdasarkan bentuk formal bahasa dibagi menjadi 4 bentuk, yaitu kata, frasa, klausa, dan wacana. Simpulan dari penelitian ini yaitu satuan lingual berbentuk kata berjumlah 20 data dan dibagi menjadi dua bentuk yaitu monomorfemis berjumlah 15 data dan polimorfemis berjumlah 5 data. Kemudian, satuan lingual yang berbentuk frasa berjumlah 19 data. Ada pula satuan lingual yang berbentuk klausa berjumlah 9 data. Adapun satuan lingual yang berbentuk wacana berjumlah 3 data. Makna kultural satuan lingual tradisi Tingkeban Desa Banjaran Kabupaten Pemalang yaitu simbol harapan mengenai keselamatan dan kelancaran bagi calon ibu bayi dan bayi pada saat menjalani proses persalinan serta simbol penyampaian rasa syukur kepada Tuhan. Ada pula makna kultural berupa harapan-harapan baik untuk si bayi dalam menjalankan kehidupannya kelak. Saran dari hasil penelitian ini adalah (1) dukun bayi atau pemimpin tradisi hendaknya menyampaikan makna kultural kepada yang mengadakan acara dan tamu yang hadir, (2) keluarga yang mengadakan tradisi hendaknya mengerti dan memahami makna kultural dalam tradisi Tingkeban, (3) Pemerintah Desa Banjaran hendaknya ikut melestarikan makna kultural tradisi Tingkeban Desa Banjaran dengan membukukan agar tidak punah. (4) bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tradisi Tingkeban Desa Banjaran Kabupaten Pemalang dari sisi lain.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tingkeban desa banjaran, etnolinguistik, makna kultural, satuan lingual S |
Subjects: | P Language and Literature > PN Literature (General) |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia (S1) |
Depositing User: | dwi setyo hastaningsih |
Date Deposited: | 15 Aug 2022 01:01 |
Last Modified: | 15 Aug 2022 01:01 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/51296 |
Actions (login required)
View Item |