GEGAR BUDAYA DALAM FILM “WA’ALAIKUMUSSALAM PARIS” KARYA BENNI SETIAWAN


Nur Azizah Fitriani, 2301416045 (2021) GEGAR BUDAYA DALAM FILM “WA’ALAIKUMUSSALAM PARIS” KARYA BENNI SETIAWAN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 2301416045 - Nur Azizah Fitriani.pdf] PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Film “Wa’alaikumussalam Paris” merupakan film yang menggambarkan suasana yang ada di Prancis terutama Desa terpencil di Selatan Kota Bordeaux. Film ini memberikan informasi tentang adanya gegar budaya yang dialami oleh Itje saat tinggal di Prancis. Film “Wa’alaikumussalam Paris” merupakan film yang menggunakan bahasa Indonesia dan Prancis, hal ini dianggap tepat untuk diteliti dan digunakan dalam pembelajaran budaya bagi pembelajar bahasa Prancis di Indonesia, karena salah satu penyebab seseorang mengalami gegar budaya adalah akibat dari kurangnya pengetahuan atau informasi mengenai budaya di lingkungan atau daerah rantaunya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemunculan gegar budaya dalam film “Wa’alaikumussalam Paris” dan mengetahui tahapan gegar budaya pada film “Wa’alaikumussalam Paris” serta cara mengatasinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data berupa dialog/monolog dan adegan dalam film “Wa’alaikumussalam Paris”. Hasil yang diperoleh adalah pada analisis kemunculan gegar budaya pada film “Wa’alaikumusslam Paaris” ditandai dengan adanya gejala-gejala gegar budaya, gejala yang paling banyak diperlihatkan adalah gejala mudah marah karena hal sepele. Kemudian ada empat fase gegar budaya dalam film “Wa’alaikumussalam Paris”. Fase bulan madu (honeymoon) terjadi pada saat Itje merasa bahagia akan dibawa suaminya ke Prancis untuk tinggal di sana. Fase krisis atau pesakitan terjadi ketika Itje sampai di tempat tinggal barunya yang tidak sesuai dengan apa yang ia banyangkan, tidak terbiasa dengan roti, keterbatasan bahasa, perasaan mudah marah, sikap memusuhi, serta membandingkan dan mengidealkan daerah asal. Fase penyesuaian atau adaptasi terjadi saat Itje mulai mengikuti budaya Prancis dan mulai belajar bahasa Prancis. Fase penguasaan terjadi saat Itje menikmati budaya negara pribumi dengan mengikuti pesta panen bersama orang-orang pribumi. Adapun cara mengatasi gegar budaya yang digambarkan pada film “ Wa’alaikumussalam Paris” adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Budaya Prancis, Gegar Budaya, Psikologi
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > Cultural Products
L Education > Special Education > Language and literature education
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Depositing User: Kharisma ADHIARYA
Date Deposited: 04 Aug 2022 06:46
Last Modified: 04 Aug 2022 06:46
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/50992

Actions (login required)

View Item View Item