(ABSTRAK) CERITA RAKYAT LAWANG KEPUTREN BAJANG RATU DI KECAMATAN PATI, KABUPATEN PATI


Ana Ocktavia, 3351402505 (2009) (ABSTRAK) CERITA RAKYAT LAWANG KEPUTREN BAJANG RATU DI KECAMATAN PATI, KABUPATEN PATI. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of (ABSTRAK) CERITA RAKYAT LAWANG KEPUTREN BAJANG RATU DI KECAMATAN PATI, KABUPATEN PATI]
Preview
PDF ((ABSTRAK) CERITA RAKYAT LAWANG KEPUTREN BAJANG RATU DI KECAMATAN PATI, KABUPATEN PATI) - Published Version
Download (144kB) | Preview

Abstract

Cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu merupakan sebuah cerita rakyat yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Pati, terutama masyarakat Desa Rendole, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu merupakan sebuah kisah yang berkaitan dengan riwayat salah seorang Walisanga, yaitu Sunan Muria. Cerita ini juga berhubungan dengan sejarah daerah setempat. Persoalan yang dimunculkan dalam cerita ini adalah ingin diakuinya Raden Kebo Nyabrang sebagai putra Sunan Muria. Persoalan inilah yang mewarnai cerita rakyat ini. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana fungsi pelaku dan motif cerita dalam cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengungkapkan fungsi pelaku dan motif cerita dalam cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural Vladimir Propp. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beragam fungsi pelaku dalam cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu. Berpijak dari teori Vladimir Propp fungsi-fungsi tersebut jika dilambangkan dapat diurutkan sebagai berikut: β; A; B; ↑; D;E; F; H; K; ↓; Pr; Rs; M; N; W. Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan pemikiran ideal Vladimir Propp, karena pada cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu tidak dapat memenuhi tiga puluh satu fungsi pelaku seperti yang dikemukakan oleh Vladimir Propp. Dalam cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu hanya dapat memenuhi lima belas fungsi pelaku saja. Namun dengan lima belas fungsi pelaku tersebut dapat dilakukan rekonstruksi cerita dalam bentuk sajian cerita rakyat yang lain. Lima belas fungsi pelaku beserta situasi awal dan dua pengulangan fungsi pelaku yang terpenuhi dalam cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu, antara lain: (1) fungsi (α) situasi awal, (2) fungsi (↓) tokoh utama pulang, (3) fungsi (B) kesalahan atau kekurangan dimaklumi, tokoh utama diminta atau diperintah, ia diperbolehkan pergi atau ia disuruh pergi, (4) fungsi (Rs) tokoh utama diselamatkan, (5) fungsi (W) tokoh utama menikah dan naik tahta, (6) fungsi (↑) tokoh utama meninggalkan rumah, (7) fungsi (D) tokoh utama diuji, ditanya, diserang, dan lain-lain yang mengiringi tokoh utama ke arah penerimaan yang sama ada sesuatu iii alat sakti atau pembantu, (8) fungsi (β) salah seorang anggota keluarga meninggalkan rumah, (9) fungsi (D) tokoh utama diuji, ditanya, diserang, dan lain-lain yang mengiringi tokoh utama ke arah penerimaan yang sama ada sesuatu alat sakti atau pembantu, (10) fungsi (M) Suatu tugas yang berat diberikan kepada tokoh utama, (11) fungsi (↑) tokoh utama meninggalkan rumah, (12) fungsi (K) kecelakaan atau kekurangan awal diatasi, (13) fungsi (E) tokoh utama membalas tindakan orang yang memberi sesuatu tersebut, (14) fungsi (Pr) tokoh utama dikejar, (15) fungsi (H) tokoh utama dan penjahat terlibat di dalam pertarungan, (16) fungsi (E) tokoh utama membalas tindakan orang yang memberi sesuatu tersebut, (17) fungsi (N) tugas diselesaikan, (18) fungsi (F) tokoh utama memperoleh alat sakti, (19) fungsi (↓) , tokoh utama pulang, (20) fungsi (A) penjahat menyebabkan kesusahan atau mencinderai seorang anggota keluarga. Motif cerita yang terdapat dalam cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu yaitu motif (1) motif sayembara, 2) motif perkawinan, 3) motif uji ketangkasan, 4) motif pertarungan, 5) motif percintaan, 6) motif pertapaan. Sebagaimana fungsi pelaku, motif cerita juga dapat menjadi pedoman untuk rekonstruksi cerita rakyat Lawang Keputren Bajang Ratu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penulis cerita, penutur cerita, guru bahasa Jawa, dan juga pemerintah untuk melakukan rekonstruksi cerita rakyat di Kabupaten Pati. Sehingga dapat disuguhkan cerita rakyat yang menarik dan segar.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Cerita rakyat, Lawang Keputren Bajang Ratu, fungsi pelaku, dan motif cerita.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GR Folklore
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1)
Depositing User: Users 98 not found.
Date Deposited: 29 Sep 2011 03:57
Last Modified: 29 Sep 2011 03:57
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/4935

Actions (login required)

View Item View Item