SOSIALISASI KRIYA LOGAM TUMANG DALAM ARENA PRODUKSI KULTURAL SEBAGAI WUJUD PENDIDIKAN SENI DI MASYARAKAT DESA CEPOGO KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI


Mardi, 0204518010 (2021) SOSIALISASI KRIYA LOGAM TUMANG DALAM ARENA PRODUKSI KULTURAL SEBAGAI WUJUD PENDIDIKAN SENI DI MASYARAKAT DESA CEPOGO KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI. Masters thesis, UNNES.

[thumbnail of 0204518010 - Mardi Jhon.pdf] PDF - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Keberhasilan mempertahankan dan mengembangkan kriya logam Tumang antar generasi sampai sekarang di Desa Cepogo terjadi melalui proses belajar panjang. Keberlangsungan pendidikan kriya logam Tumang yang terdapat di Cepogo membentuk suatu arena produksi kultural, artinya karya seni memiliki tempat dalam sosial produksi, sirkulasi, dan konsumsi. Dasar fakta ini menjadi landasan penelitian praksis produksi kultural sebagai bentuk pendidikan seni di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis masalah (1) bentuk kriya logam Tumang yang dihasilkan dari proses sosialisasi perajin di Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. (2) kriya logam Tumang dalam praksis arena produksi kultural di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, dan (3) proses sosialisasi kriya logam Tumang dalam arena produksi kultural sebagai wujud pendidikan seni masyarakat di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Data penelitian dikumpulkan dengan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pengabsahan data dilakukan dengan melakukan refleksi, meminta pendapat kolega, dan analisis rasional. Teknik analisis data menggunakan model teknik fenomenologi yaitu membuat daftar, mereduksi, tema, mengidentifikasi, mengkonstruksi, membuat deskripsi, dan mensintesa. Hasil dari penelitian menunjukkan temuan sebagai berikut. Pertama, perbentukkan kriya logam Tumang disusun atas asas unsur dan prinsip desain dengan pembuatan mulai dari bentuk sederhana sampai bentuk yang rumit. Kedua, Produksi budaya dalam kriya logam Tumang terbentuk dari pertemuan beberapa agen. Pertemuan para agen di kendalikan dan didukung oleh habitus, modal, dan strategi sehingga bisa bersaing dalam arena produksi budaya. Melalui persaingan ini agen yang memiliki modal kuat akan menepati posisi sosialnya sehingga menjadi pihak yang mendominasi. Sedangkan agen yang modalnya lemah atau yang terdominasi akan berjuang dengan cara resistensi. resistensi dilakukan degan cara membuat pandangan baru terhadap dunia sehingga dapat berjuang dalam arena produksi kriya logam Tumang. Ketiga proses sosialisasi dilakukan di lingkungan keluarga dan di lingkungan bengkel kerja yang meliputi tahap persiapan melalui pengenalan bahan, peralatan, serta teknik; tahap meniru melalui kegiatan berlatih membuat kriya logam dengan arahan orang tua atau senior; tahap bertindak melalui perajin ikut kerja bersama pemahat senior, dan tahap terakhir merupakan tahap penerimaan norma kolektif yang terjadi setelah perajin mampu membuat tempat bekerja sendiri. Saran untuk instansi pemerintahan yang terkait perlu membuatkan pusat informasi yang berada di desa Cepogo. Hal tersebut dilakukan agar dapat merekam data secara keberlanjutan terkait jumlah pelaku, jumlah bengkel kerja, serta kendala dan permasalahan yang berkaitan dengan produksi kriya logam Tumang. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pijakan maupun bahan untuk memantau praksis produksi kriya logam Tumang. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun atau membuat kebijakan.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Sosialisasi, Kriya, Produksi kultural
Subjects: L Education > L Education (General)
Fakultas: Pasca Sarjana > Pendidikan Seni, S2
Depositing User: S.Hum Maria Ayu
Date Deposited: 29 Mar 2022 15:14
Last Modified: 29 Mar 2022 15:14
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/49253

Actions (login required)

View Item View Item