PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP POTENSI TAHU SERASI SEBAGAI INDIKASI GEOGRAFIS DAN INDIKASI ASAL KABUPATEN SEMARANG


AHMAD DWI JULIANTO, 8111414247 (2021) PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP POTENSI TAHU SERASI SEBAGAI INDIKASI GEOGRAFIS DAN INDIKASI ASAL KABUPATEN SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP POTENSI  TAHU SERASI SEBAGAI INDIKASI GEOGRAFIS  DAN INDIKASI ASAL KABUPATEN SEMARANG] PDF (PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP POTENSI TAHU SERASI SEBAGAI INDIKASI GEOGRAFIS DAN INDIKASI ASAL KABUPATEN SEMARANG)
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Kecamatan Bandungan sebagai kawasan pariwisata mendukung industri Tahu Serasi sebagai makanan khas daerah. Tahu Serasi memiliki ciri khas keunikan dan kualitas yang membedakan produk tahu pada umumnya, yaitu bertekstur padat, kenyal, dan lembut. Eksistensi Tahu Serasi telah ada sejak lama dan kini Tahu Serasi menjadi produk unggulan Kabupaten Semarang. Tahu Serasi dikenal dan melekat sebagai makanan khas dari Kecamatan Bandungan dan menjadi icon yang melekat pada daerah Bandungan. Penggunaan nama “Serasi” yang mengusung slogan Kabupaten Semarang, secara tidak langsung menegaskan bahwa Tahu Serasi adalah produk yang berasal dan dimiliki daerah Bandungan. Dalam hal ini, Tahu Serasi sebagai kekayaan daerah Bandungan dapat menjadi potensi Indikasi Geografis dan Indikasi Asal. Permasalahan yang dikaji adalah (1) Bagaimana potensi Tahu Serasi sebagai Indikasi Geografis dan Indikasi Asal. (2) Bagaimana perlindungan hukum Tahu Serasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian adalah yuridis-sosiologis (sosio-legal). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara, dan data sekunder diperoleh melalui bahan pustaka terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Potensi Tahu Serasi belum dapat memenuhi karakteristik sebagai Indikasi Geografis karena belum terpenuhinya unsur faktor alam sebagai karakter geografisnya. Sehingga hanya dapat berpotensi sebagai Indikasi Asal. (2) Perlindungan Tahu Serasi belum dapat diwujudkan melalui perlindungan Indikasi Geografis, Karena dalam pendaftaran Indikasi Geografis, syarat objektif dan syarat subjektif belum dapat terpenuhi pada Tahu Serasi. Perlindungan Indikasi Asal untuk Tahu Serasi hak kepemilikannya dinilai lemah sehingga oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang, perlindungan Tahu Serasi dapat diwujudkan melalui pendaftaran merek kolektif. Simpulan dari penelitian ini adalah (1) Tahu Serasi sebagai makanan khas Kecamatan Bandungan memiliki potensi Indikasi Asal dengan ciri khas yang dimiliki yaitu bertestur padat, kenyal, dan lembut. Melalui dukungan kawasan Bandungan sebagai daerah pariwisata Tahu Serasi turut serta dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. (2) Perlindungan Tahu Serasi sebagai Indikasi Asal masih terbatas dan belum dapat diwujudkan oleh Pemerintah Daerah karena kurangnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya perlindungan Kekayaan Intelektual dengan kearifan lokal di Kecamatan Bandungan. Saran penulis (1) Meningkatkan koordinasi pemeintah pusat dan daerah khususnya dalam hal sosialisasi dan pembinaan, serta inventarisasi kekayaan intelektual daerah yang berpotensi Indikasi Geografis dan Indikasi Asal. (2) Meningkatkan kualitas Tahu Serasi dengan memanfaatkan komoditas daerah, untuk mewujudkan perlindungan Indikasi Geografis dan Indikasi Asal.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Potensi Tahu Serasi, Indikasi Geografis, Indikasi Asal.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
K Law > K Law (General)
Fakultas: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum, S1
Depositing User: khrisna pci perpustakaan
Date Deposited: 05 Jan 2022 07:13
Last Modified: 05 Jan 2022 07:13
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/48084

Actions (login required)

View Item View Item