BAHASA JAWA DIALEK PEKALONGAN SEBAGAI SARANA KONSTRUKSI IDENTITAS DIRI GENERASI MUDA MASYARAKAT COMAL


Mohammad Rifky, 3401416027 (2020) BAHASA JAWA DIALEK PEKALONGAN SEBAGAI SARANA KONSTRUKSI IDENTITAS DIRI GENERASI MUDA MASYARAKAT COMAL. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 3401416027.pdf - M Rifky.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (969kB) | Request a copy

Abstract

Pengunaan Bahasa Jawa dialek Pekalongan pada masyarakat Comal yang menyebabkan generasi muda Comal mengalami kondisi less identity sehingga melakukan konstruksi identitas diri. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui cara konstruksi identitas diri menggunakan Bahasa Jawa dialek Pekalongan pada generasi muda Comal. 2) Mengetahui alasan dan faktor yang melatarbelakangi konstruksi identitas diri generasi muda Comal. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian dilakukan di sebagian desa Kecamatan Comal. Subjek dalam penelitian ini adalah generasi muda Comal. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data untuk membuktikan kebenaran data yang diperoleh. Teknik analisis data dilakukan dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Teori yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian ada tiga teori yakni teori Interaksionisme simbolik George Herbert Mead, teori konstruksi sosial Peter Ludwig Berger dan teori identitas Sheldon Styker. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) Konstruksi Identitas yang terjadi pada generasi muda Comal disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama Perbedaan dialek bahasa antara masyarakat Comal dengan Pemalan. Kedua Generasi muda Comal merasa Comal lebih terkenal dibanding Pemalang dan lebih sesuai jika bergabung dengan Pekalongan. Ketiga adanya ketidakadilan yang dirasakan oleh generasi muda Comal. Konstruksi identitas yang dilakukan generasi muda Comal diwujudkan dalam dua bentuk. Pertama memunculkan identitas lokal yang dinamakan wong Comal sebagai identitas resmi sekaligus untuk melegitimasi eksistensi identitas orang Comal sekaligus sebagai bentuk perlawanan kultural kepada pemerintah kabupaten. Kedua menggunakan Basa Comalan untuk berinteraksi sehari-hari sekaligus menunjukan identitas bahasa yang berbeda dari bahasa dialek ngapak Pemalangan maupun dialek Pekalongan kota. Saran dalam penelitian ini adalah: 1) Bagi generasi muda Comal dapat mengembangkan potensi dan kreativitas dengan identitas ke-Comalannya. 2) Bagi Pemerintah Kabupaten Pemalang hendaknya memperhatikan kondisi kultur dan kearifan lokal masyarakat Pemalang yang majemuk. 3) Bagi akademisi dapat dijadikan fokus memperdalam studi dialek kebahasaan.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Dialek, Less Identity, Konstruksi Identitas
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1
Depositing User: Setyarini UPT Perpus
Date Deposited: 25 Oct 2021 07:55
Last Modified: 25 Oct 2021 07:55
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/47414

Actions (login required)

View Item View Item