Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Daun Kepel


Rosiana Widi Astuti , 4350402040 (2007) Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Daun Kepel. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Daun Kepel]
Preview
PDF (Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Daun Kepel) - Published Version
Download (100kB) | Preview

Abstract

Rosiana Widi Astuti, 2007. “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Daun Kepel”. Tugas Akhir II. Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Dosen pembimbing I: Drs. Edy Cahyono M.Si., dosen pembimbing II: Drs Ersanghono K. MS. Kata kunci: Daun kepel, Alkaloid, Aristololaktam BI, Oleoamida Pemanfaatan tanaman untuk kesehatan merupakan bagian dari budaya masyarakat Indonesia yang turun temurun dari generasi ke generasi, salah satunya adalah tanaman kepel di mana daun kepel dipercaya oleh sebagian masyarakat Yogyakarta dapat mengobati penyakit asam urat, kolesterol dan darah tinggi. Kemampuan daun kepel sebagai obat diduga bahwa daun kepel mengandung senyawa metabolit sekunder yang aktif. Pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa kulit batang kepel mengandung senyawa alkaloid fenantren laktam (C17H13O3N) Mr 279 yang identik dengan aristololaktam BII dan alkaloid fenantren laktam (C18H15O4N) Mr 309 yang identik dengan aristololaktam BI serta alkaloid aporfinoid (C17H9O3N) Mr 275 yang identik dengan liriodenina. Permasalahannya adalah prosedur kerja mana yang sesuai untuk mengisolasi senyawa alkaloid dalam daun kepel dan apakah ada senyawa alkaloid dalam daun kepel. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan prosedur isolasi senyawa alkaloid dalam daun kepel serta mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa alkaloid yang terdapat dalam daun kepel. Isolasi senyawa alkaloid menggunakan dua prosedur. Prosedur pertama penambahan metanol dilakukan pada awal percobaan. Prosedur kedua penambahan n-heksana dilakukan pada awal percobaan setelah itu baru diekstrak menggunakan metanol. Hasil uji prosedur pertama positif terhadap alkaloid dan prosedur kedua negatif terhadap uji alkaloid. Identifikasi alkaloid hasil prosedur pertama (A) menggunakan KLT, diperoleh larutan pengembang kloroform: metanol = 15:1. Kromatografi kolom menghasilkan 5 fraksi dengan fraksi ketiga menunjukan hasil paling positif terhadap uji alkaloid dengan nilai Rf 0.74. Fraksi ketiga dikarakterisasi menggunakan GC, IR dan GC-MS. Spektrum IR fraksi ketiga menunjukan serapan gugus N─H pada 3367.5 cm-1; 1670.2 cm-1, gugus C─H pada 2927.7 cm-1; 2854.5 cm-1; 1461.9 cm-11377.1 cm-1, gugus C=O amida pada 1735.8 cm-1, gugus C=C pada 1608.5 cm-1, gugus O⎯CH3 pada 1215.15 cm-1, 968.25 cm-1, 759.95 cm-1, gugus C─N pada 1064.6 cm-1. Serapan IR ini menunjukan adanya senyawa alkaloid yaitu aristololaktam BI atau 10-amino 3,4,8-trimetoksifenantren-1-asam karboksilat laktam (C18H15O4N) Mr 309. Analisis lanjut menggunakan GC-MS menunjukan senyawa oleoamida (C18H35ON) Mr 281. Perlu pengembangan metode karakterisasi untuk meyakinkan adanya senyawa aristololaktam BI dalam serbuk simplisia daun kepel.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Daun kepel, Alkaloid, Aristololaktam BI, Oleoamida
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia, S1
Depositing User: Hapsoro Adi Perpus
Date Deposited: 26 Sep 2011 03:14
Last Modified: 26 Sep 2011 03:14
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/4621

Actions (login required)

View Item View Item