TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM TRADISI MONDOSIYO DI DUSUN CETO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR


Pita Oktapiyani, 3301416049 (2020) TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM TRADISI MONDOSIYO DI DUSUN CETO DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI PITA OKTAPIYANI 3301416049 benarr - Annisa Nur Azizah.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan berbagai macam kebudayaan, suku, ras, bahasa, dan agama yang berbeda-beda setiap daerahnya. Dengan hal itu pentingnya toleransi yang harus dijunjung tinggi dalam hidup bermasyarakat. Di Dusun Ceto merupakan masyarakat plural terkait agama maka perlunya menjaga kerukunan antar umat beragama. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya tradisi Mondosiyo sebagai wadah untuk menjaga toleransi serta kerukunan di Dusun Ceto. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan toleransi antar umat beragama dalam tradisi Mondosiyo serta faktor pendorong dan penghambat toleransi antar umat beragama dalam tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Objek penelitian meliputi masyarakat Dusun Ceto (yang beragama Islam, Hindu, dan Kristen), perangkat Dusun Ceto, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Sedangkan untuk teknik yang digunakan dalam menganalisis data ialah dilakukan secara induktif, dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara observasi atau pengamatan langsung, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersama dengan proses pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi antar umat beragama dalam tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar tergolong tinggi. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya pelaksanaan tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar ada beberapa tahapan. Tahap pertama, tradisi Mondosiyo merupakan kegiatan upacara bersih dusun yang melibatkan masyarakat Dusun Ceto yang plural agamnya (Islam, Kristen, Hindu). Bersih dusun dipercaya masyarakat Dusun Ceto untuk menghilangkan bala atau kesialan dalam hidup. Adanya toleransi ini bisa dilihat dengan masyarakat Dusun Ceto berjalan bersama-sama menuju Candi Cetho dengan membawa tumpeng. Tahap kedua, masyarakat yang telah berkumpul di Candi Cetho memulai kegiatan upacara Mondosiyo yang dipimpin oleh pemangku adat. Pemangku adat membacakan doa-doa yang diikuti oleh masyarakat Dusun Ceto serta membakar dupa yang telah dibawa oleh masing-masing masyarakat. Lalu tahap yang ketiga, memakan tumpeng, ingkung serta ubarampe yang telah dibawa. Dengan adanya kebersamaan inilah membuat toleransi di Dusun Ceto tetap ada karena Mondosiyo ini merupakan tradisi turun temurun dari para leluhur Dusun Ceto sehingga perlu dilestarikan oleh masyarakat. Toleransi antar umat beragama dalam tradisi Mondosiyo bisa dikatakan tinggi karena masyarakat Dusun Ceto selalu menjaga kerukunan, gotong royong serta sikap menghargai antar umat beragama. Faktor pendorong dan penghambat toleransi antar umat beragama dalam tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Kranganyar. Faktor pendorong toleransi antar umat beragama, yaitu kesadaran masyarakat sendiri antara lain adanya nilai-nilai kemasyarakatan, adanya tempat ibadah, peran tokoh agama, peran tokoh masyarakat dan masyarakat, ajaran para leluhur, dan sejarah Ceto. Faktor penghambat toleransi antar umat beragama, yaitu kurang pahamnya arti penting hidup rukun dalam lingkungan masyarakat, pengetahuan masyarakat akan agama masih kurang, munculnya gap antara mayoritas dan minoritas, dan kurang aktifnya masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan. Saran, pemerintah perlunya memberikan dukungan atau bantuan dengan mendatangkan tokoh penting dalam pemerintahan untuk memberikan wejangan supaya masyarakat yang kurang sadar arti penting hidup rukun menyadari akan hal tersebut. Hal tersebut perlu adanya kontribusi masyarakat Dusun Ceto agar ikut berperan aktif dalam segala kegiatan masyarakat seperti tradisi Mondosiyo. Generasi tua diharapkan terus mengenalkan tradisi Mondosiyo kepada generasi muda agar generasi muda dapat terus mejalankan dan melestarikan tradisi Mondosiyo di Dusun Ceto Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Dusun Ceto, Tradisi Mondosiyo, Toleransi Antar Umat Beragama.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology > Social Behavior
H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1
Depositing User: dina nurcahyani perpus
Date Deposited: 09 Sep 2021 03:30
Last Modified: 09 Sep 2021 03:30
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/45835

Actions (login required)

View Item View Item