Ela Nur Aini, 3401416003 (2020) IMPLEMENTASI SISTEM ZONASI DAN PENDISIPLINAN SISWA DALAM MEMBANGUN BUDAYA BERPRESTASI DI SMA NEGERI 1 SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan sistem zonasi yang memprioritaskan jarak sekolah dengan tempat tinggal siswa. Namun, pelaksanaan kebijakan sistem zonasi menimbulkan berbagai implikasi salah satunya yaitu penurunan prestasi dan strategi pendisiplinan siswa dalam mempertahankan budaya berprestasi di SMA Negeri 1 Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui implementasi sistem zonasi yang diterapkan di SMA Negeri 1 Semarang, 2) mengetahui budaya berprestasi yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Semarang, 3) mengetahui pendisiplinan siswa yang dilakukan oleh SMA Negeri 1 Semarang untuk membangun budaya berprestasi sebagai impementasi kebijakan sistem zonasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis data deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatoris, dan dokumentasi sejak 29 Juli 2019-12 September 2019 dan dilanjutkan kembali pada 23 November 2019-30 Desember 2019, serta tanggal 21 Februari 2020-24 Februari 2020. Pelaksanaan penelitian menggunakan 25 orang informan utama dan 2 informan kunci. Hasil penelitian didapatkan 1) implementasi sistem zonasi di SMANSA Semarang yang dilakukan pada tahap pelaksanaan memiliki berbagai masalah. Namun, melalui evaluasi yang dilakukan SMANSA berhasil menepiskan masalah dalam implementasi sistem zonasi. Dengan demikian, secara umum implementasi sistem zonasi di SMANSA berjalan baik. 2) Budaya berprestasi di SMANSA dilakukan dengan pengoptimalan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan suplemen intrakurikuler ekstrakurikuler. Implementasi sistem zonasi menimbulkan perubahan pada strategi personal guru, meskipun secara tertulis dalam peraturan sekolah tidak ada perubahan. Pelaksanaan strategi ini belum menghasilkan perubahan signifikan atau menyamai prestasi siswa sebelum sistem zonasi, tetapi guru sangat optimis dengan penerapan strategi ini dapat melanggengkan budaya berprestasi dalam kurun waktu yang lama. 3) Pendisiplinan siswa yang dilakukan di SMANSA Semarang dilakukan dengan pengawasan hierarki, normalisasi, dan pengujian. Strategi ini berimplikasi pada perbaikan dan mengubah kedisiplinan siswa. Saran yang dapat diajukan yaitu perlu ketegasan dalam pemberlakuan kredit poin bagi waka kesiswaan dan STP2K, mempertimbangkan kebijakan yang tidak lagi mengarah pada langgengnya stigma IPA dan IPS bagi pemangku kebijakan, serta bagi siswa untuk mematuhi pendisiplinan dan ikut berkontribusi menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi sekolah.

Actions (login required)

View Item