KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI WILAYAH RENTAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN KANDANGSERANG KABUPATEN PEKALONGAN


Megawati, 3211415037 (2020) KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI WILAYAH RENTAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN KANDANGSERANG KABUPATEN PEKALONGAN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI WILAYAH RENTAN  LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI  GEOGRAFIS DI KECAMATAN KANDANGSERANG  KABUPATEN PEKALONGAN] PDF (KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI WILAYAH RENTAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN KANDANGSERANG KABUPATEN PEKALONGAN) - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Kecamatan Kandangserang sering mengalami bencana longsor, yaitu 19 kali dalam waktu dua tahun, yang merupakan jumlah paling tinggi dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Pekalongan. Berdasarkan data tersebut Kecamatan Kandangserang termasuk kedalam wilayah yang paling tinggi terhadap ancaman bencana longsor, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan longsor. Selain itu, kemungkinan yang terdampak ialah penduduk dan permukiman mempunyai risiko tinggi terhadap bencana longsor. Untuk itu perlu diketahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menyikapi bencana longsor. Ada hubungan antara pemahaman kebencanaan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, semakin tinggi tingkat pemahaman seseorang, maka akan semakin siap siaga dalam menghadapi bencana. SIG disini digunakan untuk mengetahui persebaran daerah yang rentan longsor. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu kuesioner. Teknik analisis data yang mengacu pada PERKA BNPB untuk kerentanan longsor dan skoring untuk kesiapsiagaan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerentanan longsor di Kecamatan Kandangserang yang tergolong kelas rendah berjumlah 5 desa, kelas sedang berjumlah 5 desa, dan kelas tinggi berjumlah 4 desa. Kesiapsiagaan masyarakat pada tingkat kerentanan rendah tergolong sedang dengan indeks 52,07%, kerentanan sedang tergolong sedang dengan indeks 56,16%, dan kerentanan tinggi tergolong kelas sedang dengan indeks 61,16%. Simpulan penelitian ini adalah Desa Bubak dan Kandangserang memiliki nilai kerentanan paling tinggi yaitu 2,36, sedangkan terendah yaitu Desa Garungwiyoro dengan nilai 1,89. Penyebab tingginya kerentanan longsor di Desa Bubak dan Kandangserang yaitu karena kerentanan sosial, fisik, dan ekonomi yang tinggi. Pada kerentanan tinggi kesiapsiagaan masyarakatnya sedang, karena disana masyarakatnya mayoritas tingkat pendidikannya rendah, tidak adanya sosialisasi kebencanaan untuk masyarakat sekitar, tetapi sudah terdapat SIBAT dan alat pendeteksi longsor. Saran, Perlu adanya pelatihan dan sosialisasi pada tiap desa yang berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana khusunya longsor, karena selama ini sosialisasi hanya di lakukan ditingkat kecamatan. Melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan pelatihan dan sosialisasi tanah longsor sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Public Preparedness, Vulnerability
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
L Education > Special Education > Geography Education
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1
Depositing User: dina nurcahyani perpus
Date Deposited: 01 Sep 2021 06:47
Last Modified: 01 Sep 2021 06:47
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/45353

Actions (login required)

View Item View Item