ANALISIS KETERKAITAN TITIK PANAS (HOTSPOT) DAN SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN (SPBK) TERHADAP RISIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI
Aprilianto Nurrohim, 3211416009 (2020) ANALISIS KETERKAITAN TITIK PANAS (HOTSPOT) DAN SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN (SPBK) TERHADAP RISIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
PDF (ANALISIS KETERKAITAN TITIK PANAS (HOTSPOT) DAN SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN (SPBK) TERHADAP RISIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KABUPATEN MUARO JAMBI)
- Published Version
Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
Abstract
Bencana kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan serius yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Kabupaten Muaro Jambi merupakan kabupaten dengan luasan area terbakar tertinggi di Provinsi Jambi dengan luasan kebakaran sebesar 47.535 Ha. Dengan adanya sistem peringatan dini berupa hotspot dan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran diharapkan dapat berperan dalam memberikan informasi terkait kebakaran hutan dan lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui pola sebaran hotspot. (2) Mengetahui risiko bencana kebakaran hutan dan lahan. (3) Menganalisis keterkaitan hotspot dan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive area sampling. Teknik pengambilan data dengan wawancara terstruktur, dokumentasi, dan observasi lapangan. Teknik analisis data dengan nearest neighbor analysis untuk mengetahui pola sebaran hotspot, analisis risiko kebakaran hutan dan lahan, dan analisis korelasi Pearson dan korelasi Kendall’s Tau untuk mengetahui keterkaitan antara hotspot dan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan. Hasil penelitian menunjukan (1) pola sebaran hotspot di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2019 adalah clustered (mengelompok) dengan nilai T sebesar 0,392099. (2) Risiko kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah berada pada tingkat sedang yaitu sebesar 3440,52 km2. (3) Terdapat keterkaitan antara hotspot dan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (DC dan ISI) terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat korelasi sangat lemah sampai dengan lemah, sedangkan pada FFMC dan FWI tidak terdapat keterkaitan dengan risiko kebakaran hutan dan lahan. Saran yang diberikan dalam penelitian ini diantaranya (1) Melakukan pemantauan yang lebih intensif dan berkala pada setiap wilayah yang mempunyai jumlah hotspot yang tinggi untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. (2 Memberikan pendidikan mitigasi bencana kepada masyarakat dan perusahaan dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan agar masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi memiliki tingkat kapasitas yang tinggi dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan. (3) Mengoptimalkan data hotspot dan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran dalam meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Titik Panas (Hotspot), Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran, Risiko Kebakaran Hutan dan Lahan, Kebakaran Hutan dan Lahan. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography L Education > Special Education > Geography Education |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1 |
Depositing User: | dina nurcahyani perpus |
Date Deposited: | 27 Aug 2021 01:32 |
Last Modified: | 27 Aug 2021 01:32 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/44755 |
Actions (login required)
View Item |