PERENCANAAN ULANG STRUKTUR APARTEMEN AMARTHA VIEW KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG DENGAN MENGGABUNGKAN STRUKTUR UTAMA DAN STRUKTUR PODIUM 4 LANTAI
FARIS WICAKSONO, 5113414033 (2020) PERENCANAAN ULANG STRUKTUR APARTEMEN AMARTHA VIEW KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG DENGAN MENGGABUNGKAN STRUKTUR UTAMA DAN STRUKTUR PODIUM 4 LANTAI. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (PERENCANAAN ULANG STRUKTUR APARTEMEN AMARTHA VIEW KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG DENGAN MENGGABUNGKAN STRUKTUR UTAMA DAN STRUKTUR PODIUM 4 LANTAI)
- Submitted Version
Download (668kB) | Preview |
Abstract
Faris Wicaksono. 2020. “Perencanaan Ulang Struktur Apartemen Amartha View Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Dengan Menggabungkan Struktur Utama Dan Struktur Podium 4 Lantai.” Pembimbing: Arie Taveriyanto, S.T., M.T. Program Studi Teknik Sipil, S1. Gedung Apartemen Amartha View merupakan bangunan apartemen yang terletak di Ngaliyan kota Semarang dengan ketinggian 75 m, bangunan ini didesain dengan sistem rangka pemikul momen khusus dan sitem ganda, bangunan ini memiliki ketidakberaturan sudut irregularity berbentuk T dengan podium berlantai 4 yang terpisah dari struktur utama (dilatasi). Dengan ketidakberaturan sudut tersebut sering menimbulkan torsi yang berlebihan, kekakuan struktur tidak merata dan masing-masing bangunan tidak dapat berdefleksi sendiri-sendiri saat terjadi gempa. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah mendesain struktur bangunan Tower 1 Amartha View dengan menggabungkan struktur utama dan podium sesuai SNI 1726:2019, SNI 1727:2019, SNI 2847:2019 dan mengetahui perbedaan struktur bangunan Tower 1 Amartha View dengan dilatasi dan tanpa dilatasi, jika ditinjau dari perilaku strukturnya. Metode desain ulang dengan dilatasi adalah dengan mengumpulkan data tanah dan data gambar sebagai data dasar pendesainan. Dengan batasan analisis menggunakan SNI 1726:2019, SNI 1727:2019, SNI 2847:2019, dan analisis desain struktur menggunakan SAP2000 v.14. Dari perbandingan waktu getar (T) antara dua model gedung terdapat perbedaan yaitu gedung eksisting dengan waktu getar sebagai berikut modal 1 = 2,38191 detik, modal 2= 2,21642detik, modal 3= 2,09147detik. Sedangkan gedung gabungan antara gedung eksisting dan gedung podium adalah model 1 = 2,14312 detik, model 2= 1,89604 detik, model 3= 1,79261 detik. Dalam hal ini terjadi pebedaan yang tidak terlalu besar, dikarenakan podium yang hanya 4 lantai tidak terlalu mempengaruhi waktu getra keseluruhan gedung. Dari perbandingan Ketidakberaturan torsi Gedung Eksisting dan Gedung Gabungan disimpulkan bahwa Gedung Eksisting dan Gedung Gabungan, tidak layak dibangun karena terdapat ketidakberturan torsi arah X dan arah Y. Gedung Eksisting terdapat ketidakberaturan torsi tertinggi arah Y yaitu 1,4434 pada Dak. Gedung Gabungan terdapat ketidakberaturan torsi pada arah X dengan nilai ketidakberaturan torsi tertinggi dnegna nilai 1,5011. Torsi ini disebabkan karena ketidak meratanya beban, terlalu tinggi gedungnya, dan penempatan Shearwall yang tidak di pusat bangunan. Nilai Simpangan Antar Lantai untuk semua gedung pada arah X dan arah Y dinyatakan aman, karena tidak melebihi batas izin simpangan antar lantai. Kata Kunci :Dilatasi, Simpangan Antar Lantai, Torsi, Waktu Getar.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Dilatasi, Simpangan Antar Lantai, Torsi, Waktu Getar. |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Fakultas: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil, S1 |
Depositing User: | S.S Eko Handoyo |
Date Deposited: | 10 Jan 2021 01:06 |
Last Modified: | 10 Jan 2021 01:06 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/42871 |
Actions (login required)
View Item |