TINGKAT ANCAMAN DAN KAPASITAS MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA


Arfina Fakhfiyani, 3211415006 (2020) TINGKAT ANCAMAN DAN KAPASITAS MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of TINGKAT ANCAMAN DAN KAPASITAS MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA]
Preview
PDF (TINGKAT ANCAMAN DAN KAPASITAS MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA) - Published Version
Download (8MB) | Preview

Abstract

Kecamatan Karangkobar wilayahnya merupakan pegunungan terjal dengan tingkat kelerengan 25–>40%, memiliki intensitas curah hujan 3000->3500 mm/tahun. Penduduk di Kecamatan Karangkobar 50% bekerja sebagai petani yang memanfaatkan lahan pegunungan, sehingga dapat memicu terjadinya tanah longsor. Sepanjang tahun 2018 telah terjadi 23 kali tanah longsor di Kecamatan Karangkobar dari total 152 kejadian tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, dimana jumlah kejadian tanah longsor yang terjadi tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Kabupaten Banjarnegara. Tanah longsor menyebabkan 6 orang luka-luka, 4 kepala keluarga terancam, 2 rumah rusak berat, 1 rumah rusak ringan, 8 rumah rusak sedang, dan 10 infrastruktur mengalami kerusakan. Melihat bahaya tanah longsor yang sewaktu-waktu dapat mengancam masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan: 1) Mengetahui tingkat ancaman tanah longsor di Kecamatan Karangkobar, 2) Mengetahui tingkat kapasitas masyarakat di wilayah yang memiliki tingkat ancaman tanah longsor tinggi. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Karangkobar yang terletak pada 7˚14’50” LS-7˚19’15” LS dan 109˚40’05” BT- 109˚44’45” BT. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari populasi area dan populasi masyarakat, populasi area dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah di Kecamatan Karangkobar dengan luas 3.209,252 hektar yang terdiri dari 100 satuan unit lahan yang secara administrasi terdiri dari 13 desa, dengan teknik pengambilan sampel yang berupa area sampling berdasarkan satuan unit lahan yang memiliki kemiringan lereng dan jenis tanah yang sama sehingga diperoleh sampel 18 satuan unit lahan. Populasi masyarakat dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal di Kecamatan Karangkobar yang berjumlah 8.708 KK, dengan teknik pengambilan sampel yang berupa teknik purposive sampling berdasarkan wilayah yang memiliki tingkat ancaman tanah longsor tinggi, dengan penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin sehingga diketahui 99 sampel KK yang tersebar di wilayah yang memiliki ancaman tanah longsor tinggi. Variabel dalam penelitian ini adalah ancaman tanah longsor dan kapasitas masyarakat, dengan metode pengumpulan data untuk variabel ancaman tanah longsor melalui dokumentasi, pengukuran, observasi, survey lapangan, dan analisis sistem informasi geografis, sementara metode analisis yang digunakan adalah analisis skoring, sistem informasi geografis, dan analisis deskriptif. Sedangkan untuk variabel kapasitas melalui kuesioner dan wawancara, dengan teknik analisis skala Gutman dan deskriptif komparatif. Kecamatan Karangkobar memiliki 2 tingkat ancaman tanah longsor, yaitu sedang dan tinggi. Wilayah yang memiliki tingkat ancaman tanah longsor sedang ix seluas 2.419,96 hektar atau 75%, sedangkan tingkat ancaman tanah longsor tinggi adalah seluas 789,29 hektar atau 25% yang tersebar di 11 desa. Wilayah yang memiliki tingkat ancaman tanah longsor tinggi yang memiliki tingkat kapasitas masyarakat rendah ada 7 desa dengan karakteristik telah adanya aturan dan kelembagaan dan pendidikan kebencanaan, namun peringatan dini dan kajian resiko bencana, pengurangan faktor resiko dasar, dan pembangunan kesiapsiagaan pada seluruh lini belum tersedia. Belum terbentuknya desa siaga bencana, belum adanya sosialisasi ataupun pelatihan tentang pengurangan bencana, masyarakat masih memanfaatkan kentongan dan speker masjid sebagai media untuk menyampaikan informasi, serta penggunaan lahan paling tinggi berupa ladang dengan presentase 49% yang didominasi tanaman salak. Sementara daerah yang memiliki tingkat kapasitas masyarakat sedang ada 3 desa, dengan karakteristik telah adanya aturan dan kelembagaan, peringatan dini dan kajian resiko bencana, pengurangan factor resiko dasar, dan pembangunan kesiapsiagaan pada seluruh lini, namun pendidikan kebencanaan belum tersedia. Belum terbentuknya desa siaga bencana di semua desa hanya ada di Desa Sampang, sudah dilaksanakannya sosialisasi dan pelatihan tentang pengurangan bencana, masyarakat memanfaatkan kentongan dan mulai menggunakan hp sebagai media untuk menyampaikan informasi, serta penggunaan lahan paling tinggi berupa ladang dengan presentase 38% yang didominasi tanaman sayur, jagung, dan singkong. Sedangkan desa dengan tingkat ancaman tanah longsor tinggi yang memiliki tingkat kapasitas masyarakat tinggi adalah Desa Pagerpelah, yang memiliki karakteristik telah adanya semua parameter kapasitas masyarakat yang berupa aturan dan kelembagaan, peringatan dini dan kajian resiko bencana, pendidikan kebencanaan, pengurangan factor resiko dasar, dan pembangunan kesiapsiagaan pada seluruh lini. Pembentukan desa siaga bencana baru pada tahap atau upaya awal, sudah dilaksanakannya sosialisasi dan pelatihan tentang pengurangan bencana, masyarakat memanfaatkan kentongan dan mulai menggunakan hp sebagai media untuk menyampaikan informasi, serta penggunaan lahan paling tinggi berupa kebun dengan presentase 47% yang didominasi tanaman salak. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Kecamatan Karangkobar 75% dari wilayahnya memiliki tingkat ancaman tanah longsor sedang, sedangkan 25% wilayahnya memiliki tingkat ancaman tanah longsor tinggi. Wilayah yang memiliki tingkat ancaman tanah longsor tinggi terdapat di 11 desa. Kesebelas desa yang memiliki tingkat ancaman tanah longsor tinggi 7 desa memiliki kapasitas masyarakat rendah, 3 desa dengan kapasitas sedang, dan 1 desa yang memiliki kapasitas masyarakat tinggi. Saran yang dikemukakan adalah perlunya sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap pentingnya pengurangan resiko bencana tanah longsor.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Ancaman, Tanah Longsor, Kapasitas
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1
Depositing User: Retma IF UPT Perpus
Date Deposited: 11 Nov 2020 02:58
Last Modified: 11 Nov 2020 02:58
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/41256

Actions (login required)

View Item View Item