SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM SESAJI PERTUNJUKAN EBEG MUDA BUDAYA DI DESA GRANTUNG, KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA


Rizqi Mawardika, 2111416037 (2020) SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM SESAJI PERTUNJUKAN EBEG MUDA BUDAYA DI DESA GRANTUNG, KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA. Under Graduates thesis, UNNES.

[thumbnail of SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM SESAJI PERTUNJUKAN EBEG MUDA BUDAYA DI DESA GRANTUNG, KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA]
Preview
PDF (SATUAN-SATUAN LINGUAL DALAM SESAJI PERTUNJUKAN EBEG MUDA BUDAYA DI DESA GRANTUNG, KECAMATAN KARANGMONCOL, KABUPATEN PURBALINGGA) - Published Version
Download (4MB) | Preview

Abstract

Sesaji dalam pertunjukan Ebeg Muda Budaya di Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga diwariskan ke generasi berikutnya menggunakan satuan-satuan lingual yang memiliki makna. Makna-makna tersebut terbentuk dari masyarakat Desa Grantung yang keberadaannya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Islam. Oleh karena itu, satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya perlu dimaknai secara benar dan mendalam agar tercipta komunikasi yang baik dan tidak terjadi kesalahpahaman makna. Makna-makna inilah yang perlu dijaga agar tradisi pertunjukan Ebeg Muda Budaya akan terus ada di tengah perkembangan zaman. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi bentuk satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya dan menjelaskan makna kultural dari satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya di Desa Grantung, Kec. Karangmoncol, Kab. Purbalingga. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara teoretis dengan teori etnolinguistik dan secara metodologis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode dan teknik pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode simak dengan teknik dasar yang dipakai adalah teknik sadap dan teknik lanjutan adalah teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Metode cakap dengan teknik dasar yang dipakai adalah teknik pancing dan teknik lanjutan adalah teknik cakap semuka, teknik cakap tansemuka, teknik rekam dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data menggunakan metode agih dan metode padan referensial. Metode agih dengan teknik dasar yang dipakai adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) dan teknik lanjutan adalah teknik ganti, teknik perluas, dan teknik sisip. Metode padan referensial dengan teknik dasar yang dipakai adalah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutan adalah teknik hubung banding menyamakan (HBS), teknik hubung banding membedakan (HBB), dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok (HBSP). Penyajian hasil analisis data dilakukan secara formal dan informal. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya 37 data satuan lingual, yang berbentuk kata dan frasa. Satuan lingual yang berbentuk kata diklasifikasikan menjadi dua yaitu kata monomorfemis dan kata polimorfemis. Satuan lingual yang berbentuk frasa diklasifikasikan menjadi dua yaitu frasa lugas dan frasa idiomatis. Makna kultural satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya dianalisis berdasarkan makna kultural satuan lingual yang berbentuk kata dan frasa. Makna kultural tersebut sebagai bentuk rasa syukur, permohonan dan harapan masyarakat, dan persembahan khusus dari pelaku sesaji pada saat pertunjukan. Pola pikir masyarakat setempat mengenai tradisi Ebeg Muda Budaya yang dilaksanakan tercermin dalam satuan lingual yang digunakan dalam pertunjukan tersebut. Penggunaan satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya mampu menentukan masyarakatnya untuk dijadikan pedoman bertingkah laku karena satuan lingual tersebut memiliki makna kultural yang dipengaruhi oleh budaya masyarakat setempat. Saran yang dapat disampaikan yaitu (1) penelitian mengenai satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya di Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan bidang kajian lain, (2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengungkapkan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemertahanan tradisi di Kabupaten Purbalingga, (3) Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkenan mewadahi satuan-satuan lingual dalam sesaji pertunjukan Ebeg Muda Budaya agar dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara sekaligus upaya pelestarian kebudayaan agar tidak hilang di tengah kemajuan zaman, (4) Pelaku pertunjukan Ebeg Muda Budaya diharapkan dapat terus mempertahankan tradisi sesaji yang ada dalam pertunjukan agar makna yang telah tercipta tidak hilang di tengah perkembangan zaman.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: satuan-satuan lingual, bentuk dan makna kultural, sesaji Ebeg Muda Budaya.
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania > Indonesian Literature
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia (S1)
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 10 Nov 2020 01:36
Last Modified: 10 Nov 2020 01:36
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/41190

Actions (login required)

View Item View Item