MELAWAN GENANGAN AIR: RESISTENSI WARGA KEMUSU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK KEDUNG OMBO 1985-2002


Eko Santoso, 3111414012 (2020) MELAWAN GENANGAN AIR: RESISTENSI WARGA KEMUSU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK KEDUNG OMBO 1985-2002. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of MELAWAN GENANGAN AIR: RESISTENSI WARGA KEMUSU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK KEDUNG OMBO 1985-2002]
Preview
PDF (MELAWAN GENANGAN AIR: RESISTENSI WARGA KEMUSU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK KEDUNG OMBO 1985-2002) - Published Version
Download (18MB) | Preview

Abstract

Pada tahun 1980-1990an, seiring dengan berkembangnya paradigma developmentalisme di berbagai negara yang dipelopori oleh lembaga internasional, ditransferkan ke negara-negara berkembang dalam wujud pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah pembangunan waduk yang diharapkan akan memenuhi kebutuhan listrik di dunia industri dan perumahan, irigasi untuk mengintensifikasi hasil pertanian serta menjadi cadangan air saat musim kemarau. Hal serupa dilakukan pula oleh Indonesia di bawah pemerintahan Soeharto. Salah satunya adalah Pembangunan waduk Kedung Ombo yang menggusur masyarakat yang telah mendiami wilayah tersebut. Penelitian ini membahas tentang sejarah pembangunan Waduk Kedung Ombo, terutama terkait perjuangan para korban penggusuran yang memilih bertahan di lokasi pembangunan waduk. Penelitian ini berkonsentrasi di sepanjang tahun 1985-2002 ketika sebagian besar warga menolak pembangunan waduk hingga proses relokasi para korban pembangunan yang masih bertahan. Penelitiaan ini mengambil satu lingkup spasial yang terjadi di Kabupaten Boyolali tepatnya di Kecamatan Kemusu. Lebih lanjut penelitian ini mencoba melihat alasan warga Kemusu dalam melawan pembangunan waduk sekaligus melihat bagaimana bentuk resistensi warga yang memilih bertahan di lokasi penggenangan air waduk. Selama proses Pembangunan Waduk Kedung Ombo berlangsung, banyaknya warga yang masih bertahan dan tidak mau digusur menjadi fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri, selain karena tidak dilibatkannya masyarakat dalam perumusan kebijakan pembangunan waduk, pendekatan pemerintah yang koersif serta tindakan aparat yang cendrung melakukan tindakan intimidasi, membuat warga tidak simpatik. Hal ini diperparah dengan rendahnya ganti rugi atas lahan bagi warga terdampak. Tatkala waduk telah digenangi, mereka bertahan hidup secara nomaden dengan memilih daerah yang tak tergenangi. Pemerintah justru menyikapi kondisi semacam ini dengan sikap yang arogan dan merasa kebijakan ini paling benar, sebelum pada akhirnya muncul desakan dari berbagai pihak agar pemerintah kooperatif dengan mengakomodir warga yang bertahan. Pemberian kuasa atas lahan perhutani di sekitar lokasi waduk untuk dijadikan permukiman dan tempat tinggal baru bagi yang masih bertahan di area penggenangan waduk Kedung Ombo, setidaknya mencairkan kondisi dan mulai diterima oleh sebagian warga.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Pembangunan, Resistensi, Kedung Ombo, Kemusu
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah, S1
Depositing User: Retma IF UPT Perpus
Date Deposited: 09 Nov 2020 08:30
Last Modified: 09 Nov 2020 08:30
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/41171

Actions (login required)

View Item View Item