ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH ZALINA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT PADA PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) BERNUANSA KONTEKSTUAL


Sulis Rinawati, 0401516042 (2018) ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH ZALINA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT PADA PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) BERNUANSA KONTEKSTUAL. Masters thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH ZALINA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT PADA PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) BERNUANSA KONTEKSTUAL]
Preview
PDF (ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH ZALINA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT PADA PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) BERNUANSA KONTEKSTUAL) - Submitted Version
Download (692kB) | Preview
Official URL: http://lib.unnes.ac.id/

Abstract

Rinawati, Sulis. 2018. Analisis Kesulitan Siswa dalam Pemecahan Masalah Zalina Ditinjau dari Adversity Quotient pada Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) Bernuansa Kontekstual. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika. Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si., Pembimbing II. Prof. Dr. Hartono, M.Pd. Kata Kunci : Adversity Quotient, Means-Ends Analysis (MEA), Pemecahan Masalah Zalina. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kualitas pembelajaran matematika yang diajar dengan pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) bernuansa kontekstual, dan (2) untuk menganalisis kesulitan siswa dalam pemecahan masalah Zalina ditinjau dari adversity quotient pada pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) bernuansa kontekstual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed methods model concurrent embedded. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan Angket Adversity Quotient, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM) dan lembar observasi. Data akhir dianalisis dengan uji rata-rata, uji proporsi, uji beda rata-rata dan uji beda proporsi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) bernuansa kontekstual berkualitas baik secara kualitatif dan kuantitatif; (2) Kemampuan pemecahan masalah siswa quitter hanya sampai pada tahap memahami masalah saja. Siswa quitter dapat menuliskan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan walaupun masih kurang lengkap. Siswa quitter tidak mampu memecahkan masalah, dan menyatakan jawaban. Indikator pemecahan masalah NCTM yang dapat dicapai oleh siswa quitter hanya indikator pertama saja yaitu membangun matematika baru melalui pemecahan masalah, sedangkan 3 indikator yang lain tidak dapat tercapai, siswa camper dapat menyelesaikan masalah sampai pada tahap menyatakan jawaban, akan tetapi, siswa camper tidak berusaha maksimal dalam memecahkan masalah. Siswa camper sudah merasa puas dengan menuliskan 2 atau 3 jawaban saja, padahal masih banyak jawaban lain dan waktu pengerjaan juga belum habis. Siswa camper dapat mencapai semua indikator pemecahan masalah NCTM, siswa climber dapat menyelesaikan masalah sampai pada tahap menyatakan jawaban. Siswa climber dapat melaksanakan tiga tahap penyelesaian masalah Zalina dengan baik. Siswa climber dapat mencapai semua indikator pemecahan masalah NCTM. Guru perlu memberikan penekanan pada komponen pemecahan masalah matematika yang belum dikuasai siswa dengan menjadikannya sebagai soal-soal untuk tugas atau PR serta melatih siswa untuk memecahkan masalah sesuai tahap-tahapnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci : Adversity Quotient, Means-Ends Analysis (MEA), Pemecahan Masalah Zalina.
Subjects: L Education > Special Education > Mathematics Education
Fakultas: Pasca Sarjana > Pendidikan Matematika, S2
Depositing User: S.S Eko Handoyo
Date Deposited: 04 Nov 2020 07:27
Last Modified: 04 Nov 2020 07:27
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/40992

Actions (login required)

View Item View Item