KEEFEKTIFAN MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) DALAM PEMBELAJARAN MENGONSTRUKSI TEKS NEGOSIASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X


Shinta Hesti Prasiwi, 2101416081 Program Studi : Pendidikan Bahasa (2020) KEEFEKTIFAN MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) DALAM PEMBELAJARAN MENGONSTRUKSI TEKS NEGOSIASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X. Under Graduates thesis, UNNES.

[thumbnail of KEEFEKTIFAN MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) DALAM PEMBELAJARAN MENGONSTRUKSI TEKS NEGOSIASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X]
Preview
PDF (KEEFEKTIFAN MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTHETIC (VAK) DALAM PEMBELAJARAN MENGONSTRUKSI TEKS NEGOSIASI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS X) - Published Version
Download (5MB) | Preview

Abstract

Salah satu kompetensi dasar yang tercantum dalam Permendikbud No 37 Tahun 2018 adalah KD 4.11 yang berbunyi “Mengkonstruksikan teks negosiasi dengan memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan) dan kebahasaan”. Yang dimaksud dengan teks negosiasi adalah sebuah teks yang membahas mengenai suatu isu yang disertai dengan sejumlah argumen dari dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk menyepakati atau menyetujui kepentingan-kepentingan yang berbeda. Dalam Kurikulum 2013 penerapan pembelajaran menggunakan model yang beragam untuk meningkatkan keaktifan dan kreativitas peserta didik. Penelitian ini mengeksperimenkan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) dan model pembelajaran Visualization Auditory Kinestetic (VAK) dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Selain model pembelajaran, media pembelajaran juga mempengaruhi para peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran yang menarik akan meningkatkan rasa ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran sehingga keterampilan mengonstruksinya akan meningkat. Media yang digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi ini adalah media gambar. Media ini dipilih karena relevan dengan karakteristik pembelajaran teks negosiasi. Berdasarkan paparan tersebut, tujuan dari penelitian ini yaitu, 1) mendeskripsikan keefektifan pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi dengan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) dengan media gambar pada peserta didik kelas X, 2) mendeskripsikan keefektifan pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi dengan model visualization auditory kinestetic (VAK) dengan media gambar pada peserta didik kelas X, 3) mendeskripsikan mana yang lebih efektif antara keterampilan mengonstruksi teks negosiasi dengan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) dan model visualization auditory kinestetic (VAK) dengan media gambar pada peserta didik kelas X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nonequivalent control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas X TKJ 1 sebagai kelas eksperimen I dan kelas X TKJ 2 sebagai kelas eksperimen II. Sebelum diberikan perlakuan dengan model CORE dan VAK, terlebih dahulu dilakukan pretest pada kedua kelompok sampel untuk mengetahui kondisi awal peserta didik. Selanjutnya dilakukan posttest untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberi perlakuan dengan model CORE maupun VAK. Nilai rata-rata keterampilan mengonstruksi teks negosiasi sebelum diberikan perlakuan dengan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) berbantuan media gambar pada kelas eksperimen I diperoleh skor terendah 55, skor tertinggi 87, dan rata-rata nilai pretest adalah 70,23. Namun, setelah diberikan perlakuan dengan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) berbantuan media gambar nilai terendahnya menjadi 70, nilai tertinggi 89, dan nilai rata-ratanya 78,80. Nilai rata-rata sikap pada kelas eksperimen I menunjukkan sikap dengan predikat sangat baik dan baik, tidak ada yang memperoleh predikat cukup maupun kurang. Berdasarkan perhitungan tersebut, model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) efektif digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi dengan media gambar pada peserta didik kelas X. Sementara itu, nilai rata-rata keterampilan mengonstruksi teks negosiasi sebelum diberi perlakuan dengan model visualization auditory kinestetic (VAK) berbantuan media gambar pada kelas eksperimen II diperoleh skor terendah 61, skor tertinggi 86, dan rata-rata nilai pretest adalah 70,11. Namun, setelah diberikan perlakuan dengan model visualization auditory kinestetic (VAK) berbantuan media gambar nilai terendahnya menjadi 72, nilai tertinggi 90, dan nilai rata-ratanya 81,76. Nilai rata-rata sikap pada kelas eksperimen II menunjukkan sikap dengan predikat sangat baik dan baik, tidak ada yang memperoleh predikat cukup maupun kurang. Berdasarkan perhitungan tersebut, model visualization auditory kinestetic (VAK) efektif digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi dengan media gambar pada peserta didik kelas X. Hasil perhitungan yang diperoleh dari analisis independent sample t-test pada data tes akhir (posttest) kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II, menunjukkan bahwa nilai sig. 2-tailed < 0,05, yaitu 0,036 < 0,05. Bila nilai sig. 2-tailed < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi menggunakan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) dan model visualization auditory kinestetic (VAK). Nilai rata-rata tes akhir (posttest) mengonstruksi teks negosiasi menggunakan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE) pada kelas eksperimen I adalah 78,80. Nilai rata-rata tes akhir (posttest) mengonstruksi teks negosiasi menggunakan model visualization auditory kinestetic (VAK) pada kelas eksperimen II adalah 81,76. Nilai rata-rata tes akhir (posttest) mengonstruksi teks negosiasi menggunakan model visualization auditory kinestetic (VAK) lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata tes akhir (posttest) menggunakan model connecting, organizing, reflecting, extending (CORE), yaitu 81,76 > 78,80. Maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran visualization auditory kinestetic (VAK) lebih efektif digunakan dalam pembelajaran mengonstruksi teks negosiasi. Saran yang dapat diberikan peneliti, yaitu (1) guru dapat menerapkan model pembelajaran CORE dan model pembelajaran VAK berbantuan media gambar sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar dan mengembangkan keterampilan mengonstruksi teks negosiasi bagi peserta didik, (2) guru perlu menerapkan inovasi dalam pembelajaran, seperti menerapkan model pembelajaran yang menarik, inovatif, dan tidak membosankan saat digunakan dalam pembelajaran, (3) perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai model CORE dan model VAK dengan media pembelajaran lain yang lebih menarik dan inovatif, dan (4) perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengembangkan variabel terikat lain dan membandingkan model CORE dan model VAK dengan model pembelajaran lain yang lebih inovatif.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: CORE, VAK, teks negosiasi, media gambar
Subjects: L Education > Special Education > Language and literature education
P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania > Indonesian
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1)
Depositing User: indah tri pujiati
Date Deposited: 09 Oct 2020 02:42
Last Modified: 09 Oct 2020 02:42
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/39389

Actions (login required)

View Item View Item