STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK MBAKO DI KABUPATEN TEMANGGUNG


Achmad Mabruri , 7111414075 (2020) STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK MBAKO DI KABUPATEN TEMANGGUNG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 7111414075.pdf] PDF - Published Version
Download (6MB)

Abstract

Industrialisasi di Kabupaten Temanggung hanya ditopang oleh industri pengolahan kayu, industri pengolahan tembakau, dan industri pengolahan makanan minuman. Sejak tahun 2009 batik ditetapkan sebagai warisan budaya nonbenda Indonesia. Kabupaten Temanggung terkenal dengan sebutan „Kota Tembakau‟ maka perpaduan batik dan tembakau akan menghasilkan produk khas Temanggung yaitu batik mbako. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis profil industri, produktivitas industri, serta menyusun strategi pengembangan industri batik mbako di Kabupaten Temanggung. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan populasi 16 perusahaan dijadikan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis profil industri menggunakan metode deskriptif, analisis produktivitas industri menggunakan American Productivity Center (APC), dan penyusunan strategi pengembangan industri menggunakan SWOT dilengkapi Matriks Ansoff. Hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah perusahaan batik mbako tahun 2018 sebanyak 16 perusahaan meningkat dari 3 perusahaan tahun 2012. Produktivitas pemasaran naik 2,6%, produktivitas bahan baku naik 2,3%, produktivitas modal turun 39,6%, produktivitas tenaga kerja turun 57,7% dan produktivitas total turun 22,7% pada tahun 2018 dibanding tahun 2012. Bertambahnya nilai produksi batik mbako warna alam menyebabkan kenaikan produktivitas tersebut sedangkan bertambahnya upah tenaga kerja yang melebihi kenaikan produksi, rendahnya keterampilan tenaga kerja, dan penambahan modal menyebabkan penurunan produktivitas tersebut. Strategi pengembangan industri yang dipilih yaitu penetrasi pasar dengan memanfaatkan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 26 Tahun 2019, melakukan merger atau akuisisi, meningkatkan promosi maupun pameran, dan memasang iklan pada website resmi Pemerintah Kabupaten Temanggung. Setelah berhasil melakukan penetrasi pasar, perusahaan memiliki kecukupan modal dan pengalaman untuk melakukan strategi pengembangan pasar, pengembangan produk, maupun diversifikasi. Pengembangan pasar dilakukan dengan menjual batik mbako ke daerah penghasil tembakau maupun daerah pengolah tembakau (Kudus, Jember, Garut, Nusa Tenggara Barat, dan Aceh) serta daerah yang terdapat kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dokter, dan pengusaha (Semarang, Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta). Pengembangan produk dilakukan dengan membuat produk baru berupa selendang, taplak meja, gorden, tas, dan aksesoris yang bernuansa motif mbako. Diversifikasi dilakukan dengan ix membuat produk fashion maupun hiasan interior motif mbako yang dilengkapi aroma khas rempah-rempah untuk konsumen luar negeri khususnya Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini antara lain pelatihan membatik dan pemberdayaan sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan akses pemasaran dan keterampilan tenaga kerja bukan untuk memasukkan perusahaan baru ke dalam industri batik mbako; industri ini sebaiknya melakukan peningkatkan efisiensi dengan cara pembelian bahan baku secara kolektif dan melakukan merger atau akuisisi; serta Pemerintah Kabupaten Temanggung diharapkan memberi insentif kepada perusahaan yang mengalami kerugian berupa potongan pajak atau subsidi biaya pameran.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Industri, Profil, Produktivitas, Strategi Pengembangan, Batik Mbako.
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Fakultas: Fakultas Ekonomi > Ekonomi Pembangunan, S1
Depositing User: S.Hum Maria Ayu
Date Deposited: 05 Sep 2020 02:21
Last Modified: 05 Sep 2020 02:21
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/39016

Actions (login required)

View Item View Item