POTENSI GULMA BABANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI PEWARNA ALAM KAIN KATUN PRIMISSIMA MENGGUNAKAN MORDAN JERUK NIPIS, TAWAS, KAPUR TOHOR, DAN TUNJUNG


Tri Rohmawati , 5401415027 (2019) POTENSI GULMA BABANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI PEWARNA ALAM KAIN KATUN PRIMISSIMA MENGGUNAKAN MORDAN JERUK NIPIS, TAWAS, KAPUR TOHOR, DAN TUNJUNG. Under Graduates thesis, UNNES.

[thumbnail of POTENSI GULMA BABANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI PEWARNA ALAM KAIN KATUN PRIMISSIMA MENGGUNAKAN MORDAN JERUK NIPIS, TAWAS, KAPUR TOHOR, DAN TUNJUNG]
Preview
PDF (POTENSI GULMA BABANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) SEBAGAI PEWARNA ALAM KAIN KATUN PRIMISSIMA MENGGUNAKAN MORDAN JERUK NIPIS, TAWAS, KAPUR TOHOR, DAN TUNJUNG) - Published Version
Download (891kB) | Preview

Abstract

Penggunaan zat warna sintetis di industri tekstil pada masa sekarang lebih mendominasi, khususnya pada industri pembuatan kain batik tradisional. Zat warna sintetis merupakan zat warna yang berasal dari bahan-bahan kimia, dengan menghasilkan limbah yang berbahaya dan beracun, sehingga dapat menimbulkan dampak yang negatif seperti pencemaran dan kerusakan lingkungan jika tidak dapat dikelola secara baik dan benar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalisir dampak negatif tersebut adalah menghidupkan kembali zat warna alam yang ramah lingkungan, dengan memanfaatkan tumbuhan-tumbuhan yang ada di sekitar seperti gulma. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan gulma babandotan (Ageratum conyzoides L.) sebagai zat warna alam untuk mewarnai kain katun primissima dengan kualitas pencelupan yang dihasilkan melalui aspek arah warna, ketuaan warna, dan ketahanan luntur warna. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni. Variabel independen pada penelitian ini adalah mordan jeruk nipis, tawas, kapur tohor, dan tunjung, sedangkan variabel dependen adalah ketuaan warna, beda warna, ketahanan luntur warna terhadap gosokan secara kering dan basah, serta ketahanan luntur warna terhadap pencucian sabun dan penodaan warna kain putih. Jenis kain yang digunakan adalah kain katun primissima dengan frekuensi pencelupan sebanyak 20 kali. Teknik ekstraksi yang digunakan adalah teknik secara panas yaitu perebusan dengan perbandingan 1:10. Teknik mordanting yang digunakan adalah pre-mordanting (mordan awal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna yang dihasilkan berbeda pada setiap perlakuan mordan, berkisar dari warna kuning muda hingga kuning-hijau-abu-abu gelap. Nilai ketuaan warna menunjukkan kategori sedang, tua, dan sangat tua. Kualitas ketahanan luntur terhadap gosokan paling baik diperoleh pada perlakuan mordan jeruk nipis dan tawas, serta kualitas ketahanan luntur warna terbaik terhadap pencucian adalah perlakuan mordan mordan jeruk nipis. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak gulma babandotan dapat digunakan sebagai zat warna alam pada kain katun primissima.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: babandotan (Ageratum conyzoides L.), zat warna alam, kain katun
Subjects: T Technology > TY Pendidikan Kesejahteraan Keluarga > TY3 Tata Busana S1
Fakultas: Fakultas Teknik > Pendidikan Tata Busana, S1
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 05 Aug 2020 14:24
Last Modified: 05 Aug 2020 14:24
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/37733

Actions (login required)

View Item View Item