Perbedaan nilai kekerasan pada proses double hardening dengan media pendingin air dan oli SAE 20 pada baja karbon rendah
Ibnu Karuniawan P., 5250402011 (2007) Perbedaan nilai kekerasan pada proses double hardening dengan media pendingin air dan oli SAE 20 pada baja karbon rendah. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (Perbedaan nilai kekerasan pada proses double hardening dengan media pendingin air dan oli SAE 20 pada baja karbon rendah)
- Published Version
Download (37kB) | Preview |
Abstract
Ibnu Karuniawan P. 2007. “Perbedaan nilai kekerasan pada proses double hardening dengan media pendingin air dan oli SAE 20 pada baja karbon rendah”. Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Kata kunci:Baja karbon rendah, carburizing, double hardening, media pendingin, suhu pemanasan, kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai kekerasan kekerasan pada proses double hardening dengan media pendingin air dan oli SAE 20 pada baja karbon rendah. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah (kadar karbon 0,135%). Bahan berbentuk silinder pejal dengan diameter 16 mm dan panjang 20 mm. Proses carburizing menggunakan media arang kayu jati ditambah ± 40 % barium karbonat dilakukan pada suhu 950 oC dengan waktu penahanan selama 4 jam, dilanjutkan dengan proses double hardening1 dan 2 pada suhu 900 oC dan 760 oC dengan media pendingin air dan oli SAE 20, kemudian dilakukan foto mikro serta pengujian kekerasan mikro Vickers dengan beban 0,025 kg Hasil penelitian menunjukkan komposisi material yang telah dicarburizing didapat karbon sebesar >4,584%C. Nilai kekerasan Vickers raw materials dari tepi spesimen berjarak 0,3mm menuju inti dengan kelipatan 0,3 mm beturut-turut sebesar 149; 145,9; 138,4; 139,2; 138,8; 138,2; 136,9; 136,5; 135,5; 134,6 kgf/mm2 atau relatif sama. Spesimen carburizing berturut-turut 289,7; 276,4; 246,9; 177,7; 157,6; 136,9; 125,7; 123,2; 121,9; 118,9 kgf/mm2 atau mengalami penurunan kekerasan dari tepi menuju inti. Spesimen double hardening berpendingin air pada suhu 900 oC berturut-turut 582,1; 525,5; 480,3; 443,4; 323,3; 229,1; 192; 171,3; 160,4; 156,6 kgf/mm2, pada suhu 760 oC berturut-turut sebesar 263; 250,3; 238,3; 232,5; 188,7; 166,2; 155; 147,6; 139; 132,9 kgf/mm2. Spesimen double hardening berpendingin oli SAE 20 pada suhu 900 oC berturut-turut 397,6; 349; 296,8; 272,3; 254,4; 216,8; 192; 149,9; 142,3; 136,2 kgf/mm2 dan pada suhu 760 oC berturut-turut sebesar 225,9; 206; 193; 182,8; 175,6; 165,3; 153,9; 147,9; 137,8; 133,3 kgf/mm2 atau mengalami penurunan kekerasan dari tepi menuju inti. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan spesimen double hardening 1 (diquench air) lebih tinggi dari spesimen double hardening 1 (diquench oli SAE 20) lebih tinggi dari spesimen double hardening 2 (diquench air) lebih tinggi dari spesimen double hardening 2 (diquench oli SAE 20) lebih tinggi dari spesimen carburizing lebih tinggi dari spesimen raw materials.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Baja karbon rendah, carburizing, double hardening, media pendingin, suhu pemanasan, kekerasan. |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery |
Fakultas: | Fakultas Teknik > Pendidikan Teknik Mesin, S1 |
Depositing User: | Hapsoro Adi Perpus |
Date Deposited: | 24 Aug 2011 23:42 |
Last Modified: | 24 Aug 2011 23:42 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/3723 |
Actions (login required)
View Item |