HUBUNGAN STATUS MEROKOK DENGAN KEJADIAN GAGAL KONVERSI BTA SPUTUM PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU FASE INTENSIF (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang)


Muhamad Zakki Saefurrohim , 6411415036 (2019) HUBUNGAN STATUS MEROKOK DENGAN KEJADIAN GAGAL KONVERSI BTA SPUTUM PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU FASE INTENSIF (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang). Under Graduates thesis, UNNES.

[thumbnail of HUBUNGAN STATUS MEROKOK DENGAN KEJADIAN GAGAL KONVERSI BTA SPUTUM PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU FASE INTENSIF (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang)]
Preview
PDF (HUBUNGAN STATUS MEROKOK DENGAN KEJADIAN GAGAL KONVERSI BTA SPUTUM PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU FASE INTENSIF (Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang)) - Published Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Indikator penting dalam melakukan evaluasi keberhasilan pengobatan tuberkulosis paru adalah angka konversi, angka konversi di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dari 80,6% pada tahun 2013 menjadi 50,5% pada tahun 2014, angka konversi BTA di RSUP Dr. Kariadi tahun 2018 telah mencapai target nasional yaitu 88%, namun angka ini masih dibawah RSUP Persahabatan Jakarta yaitu 90,8%, dan Rumah Sakit Umum Pemerintah Sri Venkateswara Ramnarain Ruia, Tirupati, India yaitu sebesar 90,4%. Indonesia menempati urutan ke-3 pengkonsumsi rokok di dunia yaitu 28% atau 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah konsumen rokok. Perilaku merokok menjadi fakor risiko terjadinya gagal konversi pada pasien tuberculosis paru setelah fase intensif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan status merokok dengan kejadian gagal konversi BTA sputum pada pasien tuberkulosis paru di RSUP Dr. Kariadi Kota Semarang Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control. Sampel yang ditetapkan sebesar 35 kasus dan 35 kontrol yang diperoleh menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner terstruktur dan panduan wawancara. Analisis data dilakukan secara univariat, dan bivariat menggunakan aplikasi SPSS. Hasil menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gagal konversi BTA sputum pada penderita tuberkulosis setelah menjalani pengobatan fase intensif adalah usia (p-value=0,030), jenis kelamin (p-value=0,031), perokok (p-value=0,002), uisa mulai merokok ≤ 15 tahun (p-value=0,000), dan status perokok pasif (p-value=0,001). Saran bagi petugas poli TB DOTS RSUP Dr. Kariadi lebih intensif mengingatkan pasien tuberkulosis paru untuk mengurangi kebiasaan merokok selama menjalani pengobatan. Bagi pasien untuk menghentikan aktivitas merokok. Bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian sejenis dengan desain penelitian yang berbeda hingga analisis multivariat.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Status Merokok, Gagal Konversi, Tuberkulosis Paru
Subjects: O Sport > Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas: Fakultas Ilmu Keolahragaan > Kesehatan Masyarakat, S1
Depositing User: indah tri pujiati
Date Deposited: 26 May 2020 15:32
Last Modified: 26 May 2020 15:32
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/36399

Actions (login required)

View Item View Item