Penari Bedhaya Ketawang Di Keraton Kasunanan Surakarta Tahun 1980 sampai 2005
Dwi Yuni Astuti, 2501401005 (2005) Penari Bedhaya Ketawang Di Keraton Kasunanan Surakarta Tahun 1980 sampai 2005. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (Penari Bedhaya Ketawang Di Keraton Kasunanan Surakarta Tahun 1980 sampai 2005)
- Published Version
Download (76kB) | Preview |
Abstract
Tari Bedhaya Ketawang adalah bentuk tarian yang tumbuh dan berkembang di lingkungan keraton Kasunanan Surakarta, merupakan satu-satunya tarian yang berfungsi ritual karena hanya disajikan pada upacara Jumenengan maupun Tingalandalem Jumenengan Raja. Penari Bedhaya Ketawang yang berasal dari putri-putri kerabat keraton menjadi sedikit, sehingga tahun 1980 pihak keraton membuka peluang bagi penari-penari luar keraton sebagai penyaji tari Bedhaya Ketawang adalah hal yang melatar belakangi penelitian ini. Masalah yang dikaji adalah: (1) proses menjadi penari Bedhaya Ketawang tahun 1980 sampai 2005; (2) Fungsi penari Bedhaya Ketawang dalam kehidupan keraton, (3) Alasan pihak keraton memberi peluang kepada penari luar keraton sebagai penari Bedhaya Ketawang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan proses menjadi penari Bedhaya Ketawang dan posisi penari Bedhaya Ketawang dalam kehidupan keraton serta alasan pihak keraton membuka peluang kepada penari luar keraton sebagai penyaji tari Bedhaya Ketawang. Diharapkan penelitian bermanfaat khususnya bagi mahasiswa sendratasik dan pihak-pihak terkait. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan dan menarik kesimpulan. Metode keabsahan data ditempuh melalui pengecekan ulang kepada informan dan ketekunan pengamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses menjadi penari Bedhaya Ketawang dilaksanakan melalui proses belajar dengan m,elibatkan komponen-komponen, yaitu: (1) Pelaku, meliputi pelatih dan penari; (2) Proses pembelajaran, meliputi tahap pra latihan, latihan pawiyatan, latihan anggara kasih dan latihan menjelang Jumenengan Raja; (3) Materi, meliputi gerak tari Bedhaya dan Srimpi sebagai materi latihan; (4) Seleksi, meliputi proses pemilihan penari Bedhaya Ketawang berdasarkan kriteria yang telah diberlakukan oleh pihak keraton. Fungsi penari Bedhaya Ketawang dalam kehidupan keraton adalah sebagai Abdi dalem keputren dengan pembagian, yaitu: Abdi dalem putri (abdi dalem lurah dan Abdi dalem tumenggung), Abdi dalem Bedhaya dan Ampilampil. Alasan keraton membuka peluang bagi penari luar keraton sebagai penyaji tari Bedhaya Ketawang adalah semakin sedikit kerabat luar keraton yang berlatih menari Bedhaya Ketawang dan keinginan justru datang dari penari luar keraton lebih-lebih yang berada di lingkungan Baluwarti. Penulis memberi saran kepada semua masyarakat pendukung keraton baik Raja, putra-putri Raja, kerabat keraton maupun para Abdi dalem, supaya tetap memandang upacara religi seperti penyajian tari Bedhaya Ketawang dalam Jumenengan Raja sebagai ritual sehingga
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NX Arts in general |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, S1 (Pendidikan Seni Tari) |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 23 Aug 2011 02:38 |
Last Modified: | 23 Aug 2011 02:38 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/3638 |
Actions (login required)
View Item |