MAKNA SIMBOLIK PERTUNJUKAN TARI TOPENG KLANA CIREBON GAYA PALIMANAN


Tio Martino , 2501415138 (2019) MAKNA SIMBOLIK PERTUNJUKAN TARI TOPENG KLANA CIREBON GAYA PALIMANAN. Under Graduates thesis, UNNES.

[thumbnail of MAKNA SIMBOLIK PERTUNJUKAN TARI TOPENG KLANA CIREBON GAYA PALIMANAN]
Preview
PDF (MAKNA SIMBOLIK PERTUNJUKAN TARI TOPENG KLANA CIREBON GAYA PALIMANAN) - Published Version
Download (731kB) | Preview

Abstract

Simbol-simbol yang memiliki makna dalam pertunjukan Tari Topeng Klana gaya Palimanan dapat digunakan sebagai pedoman hidup atau tuntunan bagi masyarakat. Warna merah pada topeng Klana dimaknai garang, gerak gagah dimaknai kebringasan yang menjadi ciri khas Tari Topeng Klana yang membedakan dengan Tari Topeng yang lain. Peneliti tertarik untuk menggali makna dalam Pertunjukan Tari Topeng Klana Cirebon gaya Palimanan. Tari Topeng Klana gaya Palimanan sebagai obyek material yang merupakan seni pertunjukan tari tradisional kerakyatan dapat dianalisis menggunakan teori pertunjukan oleh Kusmayati. Pemahaman makna simbolik sebagai obyek formal dapat dianalisis menggunakan teori makna oleh Roland Barthes dan teori simbol oleh Susanne K. Langer. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang diabsahkan dengan triangulasi, kemudian dianalisis menggunakan tahap-tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukan makna Tari Topeng Klana terdapat pada elemen penari, gerak representatif, musik pengiring yang bernama gendhing gonjing, busana, properti (ules, kedok, kotak topeng, gantungan), sesaji dan lakon. Pemaknaan berasal dari masyarakat atau penonton dan dari seniman. Penonton menginterpretasi Tari Topeng Klana Cirebon lebih kepada konotasi angkara murka dan wujud amarah berdasarkan gerak enerjik, ekspresi beringas, dan tidak santai serta wujud topeng Klana yang terkesan menyeramkan. Seniman memaknai Tari Topeng Klana menjadi tiga interpretasi, yaitu 1) Manusia yang berada pada puncak kematangan fisik, psikis, dan pola pikir. 2) Semangat mencapai tujuan hidup dengan memegang teguh pedoman agar jauh dari ketersesatan. 3) Manusia dalam mencapai dan menetapkan suatu tujuan manusia selalu bertindak dengan penuh pertimbangan. Interpretasi masyarakat yang bertentangan dengan seniman setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu 1) ketidaktahuan masyarakat, 2) Penghayatan yang kurang mendalam, 3) Referensi masyarakat dalam menginterpretasi berdasarkan pengetahuan yang populer di lingkungannya, serta 4) faktor seniman. Peneliti menyarankan kepada dalang topeng seyogyanya turut menjelaskan makna dan nilai-nilai dalam wujud simbol yang terdapat dalam Tari Topeng Klana baik kepada penari maupun murid-murid, sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Makna, Simbolik, Tari Topeng Klana Cirebon
Subjects: N Fine Arts > NL Theater and Dance
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, S1 (Pendidikan Seni Tari)
Depositing User: budi Budi santoso perpustakaan
Date Deposited: 17 Mar 2020 13:19
Last Modified: 17 Mar 2020 13:19
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/35283

Actions (login required)

View Item View Item