MERON SEBAGAI KARYA SENI RUPA: KAJIAN NILAI ESTETIK DAN FUNGSINYA DALAM TRADISI PERAYAAN MAULID NABI DI DESA SUKOLILO PATI
Dwi Tyas Rahmawati , 2401412072 (2019) MERON SEBAGAI KARYA SENI RUPA: KAJIAN NILAI ESTETIK DAN FUNGSINYA DALAM TRADISI PERAYAAN MAULID NABI DI DESA SUKOLILO PATI. Under Graduates thesis, UNNES.
Preview |
PDF (MERON SEBAGAI KARYA SENI RUPA: KAJIAN NILAI ESTETIK DAN FUNGSINYA DALAM TRADISI PERAYAAN MAULID NABI DI DESA SUKOLILO PATI)
- Published Version
Download (651kB) | Preview |
Abstract
Tradisi Meron merupakan salah satu tradisi yang tetap dilestarikan hingga saat ini oleh masyarakat di Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati. Meron digunakan sebagai piranti yang digunakan untuk perayaan menyambut Maulid Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam dan konsisten dilaksanakan setiap setahun sekali. Penelitian ini bertujuan mengkaji masalah: (1) Bagaimana nilai estetik Meron dalam tradisi perayaan maulid Nabi di Desa Sukolilo Pati? (2) Apa fungsi Meron dalam tradisi perayaan maulid Nabi di Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati? Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, nilai estetik yang dapat ditemukan pada Meron meliputi bentuk bagian-bagian dari Meron seperti pada Ancak, Gunungan, dan Mustaka. Pewarnaan Meron cukup menarik karena terdapat berbagai warna warni dari bahan-bahan yang digunakan. Secara keseluruhan, unsur rupa pada Meron sudah cukup menarik. Tiap-tiap bagian Meron memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda tersebut saling terkait dan memberikan kesan utuh dan harmonis. Kedua, fungsi Meron terbagi menjadi 3, yaitu: fungsi fisik sebagai perwujudan dari eksistensi adat yang telah ada dan mendarah daging pada masyarakat di Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati, fungsi sosial yaitu menumbuhkan semangat kegotongroyongan antar warga, fungsi budaya yang terlihat pada 3 bagian, (1) Bagian mustaka mencerminkan posisi dari seorang pemimpin suatu kaum. Jagoan yang dipasang pada mustaka mencerminkan sifat gagah dan berani sehingga dapat menggambarkan sifat seorang perwira. Masjid dijadikan sebagai simbol tempat ibadah umat Islam, (2) Bagian gunungan dilatarbelakangi oleh kepercayaan animisme dan dinamisme, yang kini telah bergeser yaitu dianggap sebagai bentuk simbolisasi rasa syukur terhadap nikmat dan tingginya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. (3) Bagian ancak yaitu pada ketiga tingkatannya melambangkan cipta, rasa dan karsa untuk meraih ketentraman hidup. Disarankan Kepala Desa Sukolilo Kecamatan Sukolilo Kabupten Pati untuk tetap menjaga dan melestarikan adat atau tradisi yang sudah ada agar warisan leluhur tidak punah seiring kemajuan zaman. Bagi masyarakat, terutama yang beragama Islam agar lebih mengoptimalkan peran sertanya pada penyelenggaraan tradisi Meron serta mampu mengambil sisi positif dari adanya pelaksanaan tradisi Meron tersebut.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Meron, karya seni rupa, nilai estetik, fungsi, dan tradisi |
Subjects: | N Fine Arts > NC Drawing Design Illustration |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Seni Rupa (S1) |
Depositing User: | budi Budi santoso perpustakaan |
Date Deposited: | 27 Jan 2020 16:23 |
Last Modified: | 27 Jan 2020 16:23 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/34824 |
Actions (login required)
View Item |