TRANSFORMASI SPASIAL PADA KORIDOR PERKOTAAN KEDUNGSEPUR
Nella Minnatika , 3211414015 (2019) TRANSFORMASI SPASIAL PADA KORIDOR PERKOTAAN KEDUNGSEPUR. Under Graduates thesis, UNNES.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (2MB) | Preview |
Abstract
Proses transformasi spasial yang terjadi dari tahun 2010 ke 2015 telah mengubah sebagian penggunaan lahan pertanian di wilayah sepanjang Koridor Perkotaan Kedungsepur menjadi lahan terbangun. Bentukan dari kawasan terbangun tersebut dapat dijadikan penilaian tingkat kekotaan di Wilayah Kedungsepur. Fenomena perluasan kawasan perkotaan ditandai dengan perkembangan area terbangun di pinggiran kota dan fasilitas sosial ekonomi pendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengklasifikasikan tingkat kekotaan wilayah pada Koridor Perkotaan Kedungsepur berdasarkan jumlah fasilitas sosial ekonomi tahun 2015, 2) mengidentifikasi transformasi spasial dan mengklasifikasikan tingkat kekotaan wilayah pada Koridor Perkotaan Kedungsepur berdasarkan persentase kawasan terbangun tahun 2010 dan 2015, dan 3) menganalisis perbedaan antara persentase kawasan terbangun tahun 2010 dengan persentase kawasan terbangun tahun 2015. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kedungsepur yaitu di Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Kota Semarang, dengan unit analisis yaitu 37 Kecamatan pada Koridor Perkotaan Kedungsepur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu interpretasi citra satelit SPOT 5 dan Google Earth, dokumentasi data fasilitas sosial ekonomi, dan observasi lapangan. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu interpretasi citra untuk persentase luas area terbangun, K-Means Cluster untuk mengklasifikasikan tingkat kekotaan berdasarkan fasilitas sosial ekonomi serta uji beda Independent Sample T test dan Chi Square. Hasil dari penelitian ini adalah Koridor Perkotaan Kedungsepur terdiri dari 1) Semarang-Kendal; 2) Semarang-Demak; 3) Semarang-Ungaran-Salatiga; dan 4) Semarang-Purwodadi. Perkembangan tingkat kekotaan berdasarkan fasilitas sosial ekonomi dan persentase area terbangun tertinggi yaitu pada Koridor Perkotaan Semarang-Ungaran-Salatiga. Transformasi perubahan persentase luas area terbangun pada wilayah Koridor Perkotaan Kedungsepur dari tahun 2010 ke tahun 2015 rata-rata sebesar 3,25%. Hasil uji Independent Sample T-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata persentase luas area terbangun pada tahun 2010 dengan tahun 2015. Sedangkan hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat perbedaan antara frekuensi observasi dengan frekuensi ekspektasi pada setiap kecamatan untuk persentase luas area terbangun tahun 2010 maupun tahun 2015. Saran bagi instansi terkait, perlu dibangun jaringan jalan dan fasilitas sosial ekonomi baru di area yang jauh dari pusat pertumbuhan dan koridor utama agar muncul pusat-pusat pertumbuhan yang baru.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kedungsepur, Fasilitas sosial ekonomi, Area Terbangun, Tingkat Kekotaan, Transformasi spasial. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1 |
Depositing User: | S.Hum Maria Ayu |
Date Deposited: | 30 Dec 2019 19:42 |
Last Modified: | 30 Dec 2019 19:42 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/34196 |
Actions (login required)
View Item |