ANALISIS KETERSEDIAAN OKSIGEN UNTUK KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017
Dzakiy Nasyith , 3211412046 (2019) ANALISIS KETERSEDIAAN OKSIGEN UNTUK KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017. Under Graduates thesis, UNNES.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kemajuan perekonomian dan peningkatan jumlah penduduk telah mendorong meningkatnya kebutuhan penduduk akan lahan untuk permukiman, industri, sarana trasportasi, pusat ekonomi dan lainnya. Hal ini menimbulkan banyaknya lahan – lahan bervegetasi yang dialih fungsikan menjadi permukiman, perkantoran, industri, dan pusat perbelanjaan. Adanya ketimpangan dalam pertumbuhan penduduk serta bangunan membuat ketersediaan oksigen pada wilayah tersebut berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan ruang terbuka hijau berdasarkan ketersediaan oksigen. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan estimasi kebutuhan oksigen data yang digunakan yaitu jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri, sedangkan untuk ketersediaan oksigen didapat dari ruang terbuka hijau eksisting. Penelitian ini menggunakan metode gerarkis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Tangerang Selatan memiliki ruang terbuka hijau eksisting sebesar 3.993 hektar, dan berdasarkan metode gerarkis, ruang terbuka hijau tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi manusia, kendaraan bermotor, dan industri. Dari hasil tersebut kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan oksigen dan ketersediaan oksigen tiap Kecamatan, maka akan diketahui peta kebutuhan dan ketersediaan oksigen tiap Kecamatan pada daerah penelitian. Kecukupan oksigen pada setiap Kecamatan di dapatkan dari perhitungan selisih antara ketersediaan oksigen dengan kebutuhan oksigen, sehingga dapat diketahui apakah kelurahan tersebut masih membutuhkan ruang terbuka hijau tambahan atau tidak. Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan software ArcGIS 10.1 untuk menggabungkan (overlay) peta ketersediaan oksigen dan peta kebutuhan oksigen. Selanjutnya Kecamatan yang memiliki ketersediaan oksigen cukup (selisih 0) diklasifikasikan sebagai wilayah yang tidak membutuhkan ruang terbuka hijau tambahan, sedangkan daerah yang belum mencukupi kebutuhan oksigen diklasifikasikan sebagai daerah yang membutuhkan ruang terbuka hijau tambahan, dan digunakan sebagai arahan pengembangan. Perhitungan tersebut menghasilkan peta arahan pengembangan ruang terbuka hijau berdasarkan kebutuhan oksigen di Kota Tangerang Selatan. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah hanya ada 1 Kecamatan yang tidak perlu pengembangan yaitu Kecamatan Serpong, 2 Kecamatan yang perlu pengembangan sedang yaitu Kecamatan Setu dan Kecamatan Ciputat Timur, serta 4 Kecamatan yang memerlukan pengembangan tinggi yaitu Kecamatan Serpong Utara, Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Ciputat, dan Kecamatan Pamulang.. Saran dari peneliti sebaiknya pemerintah harus meratakan ketersediaan RTH di setiap Kecamatan, agar setiap Kecamatan terpenuhi akan kebutuhan oksigen. Serta peran aktif masyarakat akan penting RTH di daerahnya.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pemetaan, Kota, Ruang Terbuka Hijau, Kebutuhan Oksigen. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1 |
Depositing User: | S.Hum Maria Ayu |
Date Deposited: | 30 Dec 2019 19:04 |
Last Modified: | 30 Dec 2019 19:04 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/34176 |
Actions (login required)
View Item |