Arif Rahman , 3201412012 (2019) STATUS SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK KELUARGA PEMULUNG DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH JATIBARANG KOTA SEMARANG. Under Graduates thesis, UNNES.

Preview

PDF - Published Version Download (1MB) | Preview

Abstract

Kota Semarang adalah salah satu kota dengan jumlah penduduk yang padat. Penduduk dengan jumlah yang besar menghasilkan sampah yang banyak pula. Proses pengelolaan sampah, yang terdapat di Kota Semarang berada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, Jatibarang. Penduduk yang besar juga akan meningkatkan jumlah persaingan kerja dan pengangguran. Melihat adanya peluang kerja menjadi pemulung, beberapa masyrakat datang ke TPA Jatibarang dan menjadi pemulung. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga pemulung TPA Jatibarang yang telah memiliki anak usia sekolah yaitu sebanyak 206 keluarga. Pengambilan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu incidental sampling dengan sampel sebanyak 31 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pemulung di TPA Jatibarang mempunyai status sosial ekonomi kategori sedang (58%), latar belakang pendidikan orangtua yang rendah yaitu 74,2% Ayah dan Ibu hanya lulus SD, kepala keluarga pemulung mayoritas berada pada usia 36-45 tahun (41,9%), tingkat pendapatan berada pada tingkat sedang Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 (45,2) dan tingkat pendidikan anak mayoritas rendah (48,4%). Keluarga dengan status sosial ekonomi kategori rendah dan sedang, mayoritas tingkat pendidikan anak rendah. Pada keluarga dengan status sosial ekonomi kategori tinggi, mayoritas pendidikan anak pada kategori rendah. Pada keluarga dengan status sosial ekonomi kategori tinggi, terdapat anak dengan tingkat pendidikan kategori tinggi dan sangat tinggi. Saran untuk pengelola TPA Jatibarang agar dilakukan pendataan terhadap pemulung di TPA Jatibarang. Selain itu, program pembinaan pemulung diharapkan dapat ditambah kuantitasnya, sehingga ketrampilan pemulung dapat bertambah. Perlu juga diadakan sosialisai dan bantuan dana pendidikan terhadap pemulung sehingga anak pemulung dapat memperoleh pendidikan yang lebih baik.

Actions (login required)

View Item