DARI KONSOLIDASI HINGGA PERPECAHAN: SAREKAT ISLAM SEMARANG DI PANGGUNG SEJARAH RADIKALISME BUMIPUTERA AWAL ABAD XX
Ahmad Abdullah Yasir , 3111411018 (2019) DARI KONSOLIDASI HINGGA PERPECAHAN: SAREKAT ISLAM SEMARANG DI PANGGUNG SEJARAH RADIKALISME BUMIPUTERA AWAL ABAD XX. Under Graduates thesis, UNNES.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (1MB) | Preview |
Abstract
Di bawah tangan dingin Semaoen, ternyata SI semakin menjadi ancaman (radikal) bagi Pemerintah Hindia Belanda, hingga Semaoen menjadi nama yang dibenci dan diburu oleh pemerintah kolonial pada waktu itu. Namun demikian ada perkembangan yang signifikan ditunjukan oleh SI Semarang di bawah kepemimpinan Semaoen. Persatuan massa-rakyat (konsolidasi) adalah yang paling berharga dan selalu diingat dalam sejarah radikalisme bumiputera di Jawa. Tulisan ini mencoba mendeskripsikan dan menelusuri jejak SI Semarang sebagai martil dalam melawan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia. Permasalahan utama penelitian ini adalah 1) Bagaimana perkembangan SI dari Surakarta ke Semarang?; 2) Bagaimana awal kemunculan SI di Semarang?; 3) Bagaimana periode radikal SI di Semarang?; dan 4) Bagaimana proses perpecahan yang terjadi pada SI Semarang? Metode penelitian yang digunakan yaitu metode sejarah yang dipakai untuk menyusun fakta, mendeskripsikan, dan menarik kesimpulan tentang masa lampau. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam metode sejarah yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Temuan penting penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1) Awal Abad XX merupakan periode paling radikal bagi perkembangan nasionalisme Indonesia, SI menjadi martil dalam proses perjuangan fase awal; 2) SI di Surakarta dan Yogyakarta memiliki kecenderungan feodal dan kurang progresif sehingga memunculkan kritik dari SI Lokal seperti Semarang; 3) Meskipun beberapa kali mendapat tekanan dari Pemerintah Hindia Belanda, bahkan upaya penghancuran, namun SI selalu dapat melakukan konsolidasi kembali secara baik; 4) Ideologi komunis dalam tubuh SI membuat organisasi tersebut di simpang jalan, ini merupakan periode radikal yang belum dicatat tuntas oleh sejarah; 5) Perbedaan pandangan perjuangan menjadikan SI pecah kongsi dan mengakibatkan kekecewaan pada loyalis-loyalis SI di daerah; 6) SI Putih dianggap sebagai terusan Kaum Kromo sedangkan SI Merah merupakan rumahnya wong cilik; dan 6) SI Merah kemudian menjadi PKI yang memberontak pada Pemerintah Hindia Belanda pada 1926, namun menemui kegagalan.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Konsolidasi, Perpecahan, SI, Radikalisme |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Ilmu Sejarah, S1 |
Depositing User: | S.Hum Maria Ayu |
Date Deposited: | 26 Dec 2019 16:06 |
Last Modified: | 26 Dec 2019 16:06 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/33952 |
Actions (login required)
View Item |