Devinta Eka Wulansari, 2101412147 (2018) KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

Preview

PDF - Published Version Download (16MB) | Preview

Abstract

Salah satu kompetensi dasar dalam Kurikulum 2013 yang perlu dicapai peserta didik adalah dapat menyusun teks sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaannya. Teks eksplanasi merupakan salah satu teks yang dibelajarkan dalam Kurikulum 2013 sehingga peserta didik dituntut untuk menguasai segala kompetensi yang berkaitan dengan teks eksplanasi termasuk keterampilan menyusun teks eksplanasi. Menyusun teks eksplanasi dapat diartikan sebagai kegiatan mengarang suatu wacana tulis yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena alam maupun sosial yang dikembangkan berdasarkan gagasan yang dimiliki. Menyusun teks eksplanasi akan lebih optimal apabila peserta didik diberi kesempatan menentukan topik sebuah peristiwa kemudian dikembangkan dengan penjelasan sesuai dengan fakta yang mendalam sehingga menjadi sebuah teks eksplanasi yang terstuktur. Melalui investigasi kelompok mereka dibiasakan menjelaskan masalah melalui investigasi. Di sisi lain, peserta didik dibiasakan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif, dan bekerjasama. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui keefektifan pembelajaran menyusun teks eksplanasi dengan model investigasi kelompok pada peserta didik kelas VII SMP, (2) mengetahui keefektifan pembelajaran menyusun teks eksplanasi dengan model problem based learning pada peserta didik kelas VII SMP, dan (3) menentukan perbedaan keefektifan antara pembelajaran menyusun teks eksplanasi menggunakan model investigasi kelompok dengan model problem based learning pada peserta didik kelas VII SMP. Penelitian ini adalah quasi experimental (eksperimen semu) dengan desain penelitian nonequivalent control group. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan purposive sampling. Sampel penelitian adalah keterampilan menyusun teks eksplanasi pada peserta didik kelas VII H SMP N 2 Kudus (kelas eksperimen) dan kelas VII F SMP N 2 Kudus (kelas kontrol). Masing-masing kelas dengan jumlah responden 36 peserta didik. Sebelum diberi perlakuan, dilakukan tes awal (pretest) pada kedua kelas tersebut untuk mengetahui kondisi awal peserta didik. Selanjutnya, diberi perlakuan dan diberikan tes akhir (posttest) pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberi perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian (1) pembelajaran menyusun teks eksplanasi secara tertulis pada kelas VII efektif dilakukan dengan model investigasi kelompok. Nilai rata-rata peserta didik pada aspek pengetahuan sebelum diberi perlakuan yaitu 74,7 dan setelah diberi perlakuan yaitu 89,0. Nilai rata-rata peserta didik pada aspek keterampilan sebelum diberi perlakuan yaitu 72,01 setelah diberi perlakuan menjadi 81,87. Perilaku peserta didik juga menunjukkan perubahan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aspek sikap sebelum perlakuan sebesar 80,65 menjadi 86,2 setelah perlakuan. Hasil uji-t data tes awal dan tes akhir aspek pengetahuan kelas investigasi kelompok ditemukan bahwa nilai thitung sebesar -6.419 sedangkan ttabel 1,689 dengan sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hasil uji-t pada aspek keterampilan kelas investigasi kelompok ditemukan bahwa nilai thitung sebesar -5,561 sedangkan ttabel 1,689 dengan sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05; (2) pembelajaran menyusun teks eksplanasi secara tertulis pada kelas VII efektif dilakukan dengan model problem based learning. Nilai rata-rata peserta didik pada aspek pengetahuan sebelum diberi perlakuan yaitu 72,75 dan setelah diberi perlakuan yaitu 82,80. Nilai rata-rata peserta didik pada aspek keterampilan sebelum diberi perlakuan yaitu 70,90 setelah diberi perlakuan menjadi 75,21. Perilaku peserta didik juga menunjukkan perubahan yang positif. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aspek sikap sebelum perlakuan sebesar 80,90 menjadi 83,50 setelah perlakuan. Hasil uji-t data tes awal dan tes akhir aspek pengetahuan kelas problem based learning ditemukan bahwa nilai thitung sebesar -5.234 sedangkan ttabel 1,689 dengan sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hasil uji-t pada aspek keterampilan kelas problem based learning ditemukan bahwa nilai thitung sebesar - 2.171 sedangkan ttabel 1,689 dengan sig. (2-tailed) 0,037 < 0,05; dan (3) pembelajaran menyusun teks eksplanasi secara tertulis pada kelas VII menggunakan model investigasi kelompok lebih efektif daripada menggunakan model problem based learning. Pada aspek pengetahuan, rata-rata peserta didik kelas investigasi kelompok > problem based learning, yaitu 89,0 > 82,80. Pada aspek keterampilan, nilai rata-rata peserta didik kelas investigasi kelompok > problem based learning, yaitu 81,87 > 75,21. Hasil penghitungan uji beda ratarata pada aspek pengetahuan menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,25 > 1,66691) dan pada aspek keterampilan menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,080 > 1,6669), hal ini menunjukkan antara kelas investigasi kelompok dengan kelas problem based learning terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan sebagai berikut. (1) Guru hendaknya membelajarkan keterampilan teks eksplanasi secara tertulis dengan menggunakan model investigasi kelompok dan problem based learning untuk memperoleh hasil maksimal yang sudah terbukti keefektifannya; (2) peneliti di bidang Bahasa Indonesia hendaknya dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi dalam pembelajaran menyusun teks eksplanasi.

Actions (login required)

View Item