SERAT WIRA ISWARA: TINJAUAN STRUKTURAL


Nadia Paramita , 2611412005 (2017) SERAT WIRA ISWARA: TINJAUAN STRUKTURAL. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of SERAT WIRA ISWARA: TINJAUAN STRUKTURAL]
Preview
PDF (SERAT WIRA ISWARA: TINJAUAN STRUKTURAL) - Published Version
Download (327kB) | Preview

Abstract

Serat Wira Iswara merupakan salah satu serat piwulang karya Susuhan Pakubuwana IX, yang terdiri dari 20 bab dan berisikan nasihat kepada para putri. Serat ini menarik untuk diteliti karena ajaran yang terkandung di dalamnya dan juga sangat relevan untuk perempuan pada masa itu. Berdasarkan uraian tersebut, masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana unsur intrinsik Serat Wira Iswara (2) bagaimana unsur ekstrinsik Serat Wira Iswara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam Serat Wira Iswara. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif, dan metode hermeneutik. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa unsur intrinsik dan ekstrinsik, unsur intrinsik terdiri dari juru bicara dan pendengar, waktu, ruang, tema, semantik sajak, bahasa kias, pengungkapan tidak langsung, bunyi, metrum dan irama yang terdapat dalam Serat Wira Iswara, sedangkan unsur ekstrinsik adalah informasi yang berkaitan dengan kehidupan para putri di keraton Jawa pada abad 17-18. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik heuristik dan hermeneutik, sementara untuk menganalisis data digunakan model pemerian unsur-unsur karya sastra yang dikembangkan oleh Luxemburg dan Dilthey. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Serat Wira Iswara karya Susuhunan Paku Buwana IX berisikan nasihat kepada para putri supaya menjadi perempuan utama dan juga kewajiban seorang istri yang dituturkan oleh raja dan juga orang terdekat raja kepada para putri di keraton. Teks-teks dalam Serat Wira Iswara ini ditulis pada tahun yang berbeda-beda yaitu tahun 1736, 1796, 1811, beberapa serat piwulang tidak ditulis pada masa pemerintahan Paku Buwana IX, karena Serat Wira Iswara merupakan kumpulan serat yang dibukukan. Serat Wira Iswara ditulis menggunakan tembang maskumambang, mijil kinanthi, sinom, asmaradhana, gambuh, dhandhanggula, dan pucung, yang menggunakan majas perbandingan. Secara ekstrinsik teks ini lahir karena beberapa faktor, yang pertama sistem perkawinan poligami, kedua faktor politik raja menjadikan putrinya sebagai manifestasi politik, ketiga seorang permaisuri haruslah keturunan raja, dan yang terakhir adalah kehidupan sosial di keputren yang terdiri dari susunan hierarki yang menonjolkan status dan kedudukan, hal ini menyebabkan terjadinya konflik intern terutama diantara selir-selir raja. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah penerbitan ulang teks Serat Wira Iswara, menjadikan Serat Wira Iswara sebagai bahan ajar di sekolah menegah ke atas dan perguruan tinggi serta dijadikan bahan kajian maupun diskusi dalam sarasehan budaya yang membahas tentang perempuan Jawa.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: struktur, intrinsik, ekstrinsik, Serat Wira Iswara.
Subjects: N Fine Arts > NL Theater and Dance
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1)
Depositing User: Retma IF UPT Perpus
Date Deposited: 26 Jun 2019 20:23
Last Modified: 26 Jun 2019 20:23
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/32039

Actions (login required)

View Item View Item