MAKNA KONTESTASI KESENIAN THEK-THEK DI KABUPATEN PURBALINGGA (Studi pada Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan)


Brillian Fajar Pradana, 3401412122 (2017) MAKNA KONTESTASI KESENIAN THEK-THEK DI KABUPATEN PURBALINGGA (Studi pada Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 3401412122.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (242kB) | Preview

Abstract

Pemerintah Kabupaten Purbalingga memiliki kebijakan terkait kesenian kreasi thek-thek dengan mengadakan event festival. Festival kesenian thek-thek bersifat perlombaan dengan dikotomi status juara serta berbagai simbolitas di dalamnya, yang mampu melibatkan banyak agen untuk berkontestasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui makna kontestasi kesenian thek-thek di Kabupaten Purbalingga bagi Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan, 2) mengetahui upaya yang dilakukan Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan dalam mengikuti kontestasi kesenian thek-thek di Kabupaten Purbalingga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Lokasi penelitian berada di Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan Kabupaten Purbalingga. Subjek penelitian adalah pengurus dan anggota baik Sanggar Irama Sabuk Wulung maupun Sanggar Kingsan. Informan pendukung dalam penelitian ini yaitu pemerintah dan praktisi seni di Kabupaten Purbalingga, serta masyarakat sebagai pihak penonton dan pendukung masing-masing sanggar. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Festival thek-thek di Kabupaten Purbalingga dimaknai oleh Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan sebagai struktur yang di dalamnya terdapat segenap aturan, penilaian, dan penghargaan untuk menandai serta memperoleh status juara festival. Intensitas dalam mengikuti festival dapat menjadi tonggak popularitas bagi Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan, namun disisi lain menjadi adu rivalitas bagi kedua sanggar yang menimbulkan dominasi status juara. 2) Sanggar Irama Sabuk Wulung dan Sanggar Kingsan hadir dalam festival thek-thek dengan cara membentuk habitus antara lain rutinitas mengikuti festival, mematuhi aturan festival, dan latihan, serta mengakumulasikan berbagai modal antara lain modal ekonomi, modal sosial, modal budaya, dan modal simbolik, yang menandakan bahwa festival thek-thek menjadi arena beroperasinya praktik dari kedua sanggar untuk saling berkompetisi sehingga mampu menempati, mempertahankan, dan mengubah status juara. Saran yang dapat penulis rekomendasikan dari penelitian ini meliputi: 1) Bagi pemerintah, untuk mampu mengadakan festival thek-thek kategori pelajar, sehingga dapat diarahkan ke sektor pembinaan kesenian thek-thek. 2) Bagi pihak sanggar dalam mengikuti festival thek-thek di Kabupaten Purbalingga, untuk disikapi dengan cara yang sportif, serta mampu melakukan regenerasi pemain.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Festival, Kontestasi, Makna, Thek-Thek
Subjects: H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > Community Culture
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1
Depositing User: Users 7 not found.
Date Deposited: 17 Dec 2018 15:21
Last Modified: 04 Apr 2019 18:50
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/31942

Actions (login required)

View Item View Item