TRADISI SAMBATAN GAWE OMAH SEBAGAI PERWUJUDAN GOTONG ROYONG MASYARAKAT DESA PANDANSARI, KECAMATAN SRUWENG, KABUPATEN KEBUMEN
Nurul Faozi, 3301413087 (2017) TRADISI SAMBATAN GAWE OMAH SEBAGAI PERWUJUDAN GOTONG ROYONG MASYARAKAT DESA PANDANSARI, KECAMATAN SRUWENG, KABUPATEN KEBUMEN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (401kB) | Preview |
Abstract
Sambatan gawe omah merupakan tradisi tolong menolong pada masyarakat Jawa ketika ada warga yang sedang membangun atau merenovasi rumah. Tradisi ini merupakan salah satu kegiatan gotong royong dalam bentuk tolong menolong. Salah satu masyarakat yang masih melaksanakan tradisi ini adalah masyarakat Desa Pandansari. Namun, di era sekarang intensitas pelaksanaan tradisi ini di Desa Pandansari tidak seperti dahulu. Tidak semua warga yang sedang membangun atau memperbaiki rumah mengadakan sambatan, hanya orang atau warga tertentu saja yang masih melaksanakan sambatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sambatan pada masyarakat adalah perubahan sosial. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan, serta bentuk perwujudan gotong royong dalam tradisi sambatan gawe omah pada masyarakat Desa Pandansari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Sumber data penelitian ini ada dua, yakni sumber data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat Desa Pandansari umumnya masih sering melaksanakan tradisi sambatan ketika membangun atau merenovasi rumah. Hal ini disebabkan karena kondisi sosial masyarakat masih bersifat pedesaan dan bentuk solidaritas sosial masyarakatnya mencirikan solidaritas mekanik. Pelaksanaan tradisi ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu (1) penentuan hari, (2) pemberitahuan kepada warga, (3) pelaksanaan sambatan, dan (4) penutup berupa selamatan atau doa bersama. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tradisi ini di dalam masyarakat diantaranya adalah, (1) faktor pendorong: secara umum berasal dari kehidupan masyarakat Desa Pandansari yang masih menunjukkan pola kehidupan masyarakat Jawa di pedesaan dan memiliki karakteristik solidaritas masyarakat mekanik, (2) faktor penghalang: sebagian besar berasal dari perubahan sosial yang terjadi pada beberapa masyarakat Desa Pandansari. Perwujudan gotong royong pada tradisi ini dapat dilihat dari karakteristik sambatan gawe omah yang sejalan dengan gotong royong, seperti adanya kerja sama, kesetaraan, kebersamaan, dan lain-lain. Selain itu, perwujudannya dapat dilihat dari peranan tradisi ini terhadap kegiatan gotong royong lainnya yaitu kerja bakti. Saran, pemerintah desa setempat hendaknya berusaha mempertahankan dan melestarikan tradisi sambatan gawe omah melalui berbagai program desa yang linear dengan tradisi ini, seperti program peduli warga miskin, bedah rumah, arisan bahan bangunan, dan lain-lain.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Gotong Royong, Sambatan Gawe Omah |
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform > Local Wishdom H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform > Social Relation |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1 |
Depositing User: | Users 7 not found. |
Date Deposited: | 10 Dec 2018 12:44 |
Last Modified: | 04 Apr 2019 17:14 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/31844 |
Actions (login required)
View Item |