EVALUASI STABILITAS LERENG FAKTOR PEMICU TOPOGRAFI DAN GEOLOGI DENGAN METODE RESISTIVITAS STUDI KASUS : LONGSOR DI KOTA SEMARANG
Yusita Dyka Auria Suyanto , 5113413075 (2017) EVALUASI STABILITAS LERENG FAKTOR PEMICU TOPOGRAFI DAN GEOLOGI DENGAN METODE RESISTIVITAS STUDI KASUS : LONGSOR DI KOTA SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (EVALUASI STABILITAS LERENG FAKTOR PEMICU TOPOGRAFI DAN GEOLOGI DENGAN METODE RESISTIVITAS STUDI KASUS : LONGSOR DI KOTA SEMARANG)
Download (9MB) | Preview |
Abstract
Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki kondisi topografi yang beranekaragam seperti kondisi dataran, pesisir dan kondisi perbukitan. Pada kondisi perbukitan mengakibatkan sering terjadinya bencana longsor atau gerakan tanah yang menimbukan korban jiwa, kerusakan bangunan dan infrastruktur. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi stabilitas lereng penyebab terjadinya longsor atau gerakan tanah. Evaluasi yang dilakukan pada fokus pembahasan ini yaitu berdasarkan faktor pemicu topografi dan geologi. Tujuan dari evaluasi ini ditujukan untuk memperoleh karakteristik longsor berdasarkan bentuk topografi dan geologi penyusun tanah di Kota Semarang. Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode komparasi antara kondisi di lapangan dengan menggunakan Metode Resisitivitas dan pengujian laboratorium, diantaranya kadar air, berat jenis, berat volume tanah, distribusi ukuran butiran, Atterberg limit, Permeabilitas. Serta memodelkan bentuk lereng sebelum kejadian longsor dengan menggunakan software PLAXIS 8.6 guna mengetahui nilai safety factor. Hasil pengujian dilapangan berdasarkan hasil Berdasarkan hasil geolistrik pada kedalaman 0,50 – 2,5 meter nilai tahanan jenis 1,7 x 10-3 – 0,846 Ωm diinterpretasikan jenis batuan pada lapisan tersebut berupa lempung. Pada kedalaman 2,5 – 3 meter nilai tahanan jenis 6,76 Ωm diinterpretasikan sebagai lempung, kedalaman 3 – 6,37 meter nilai tahanan jenis 53,8 Ωm diinterpretasikan sebagai pasir tufaan, dan pada kedalaman 6,37 – 9,6 meter nilai tahanan jenis 429 – 3415 Ωm diinterpretasikan sebagai batupasir. Diindikasikan lapisan yang mengalami gelincir terjadi pada lapisan batas pada jenis lempung dan pasir tufaan dengan nilai tahanan jenis antara 6,76 – 53,8 Ωm. Pada pengujian sifat fisik tanah di laboratorium didapatkan hasil kadar air sebesar 42, 02%, berat jenis sebesar 2,49, ɣ sat sebesar 15,53 kN/m³, ɣ unsat 11,9 kN/m³, k sebesar 2,58 m/hr, LL sebesar 42,19%, PL sebesar 24,87%, PI sebesar 17,32 , Analisis butiran 36,4% pasir, 11 % lempung, dan 52,6 % lanau. Berdasarkan nilai safety Factor lereng Taman UNNES sebesar 1,3 pada kondisi terinfiltrasi nilai safety factor 1,07 < SF < 1,5 dikategorikan sebagai lereng yang kritis. Sedangkan pada permodelan lereng dengan sudut 30° nilai safety factor sebesar 1,12 yang tergolong pada lereng kritis dan pada sudut 35° dan 40° nilai safety factor 0,99 dan 0,88 yang tergolong pada kondisi lereng tidak aman
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | longsor, metode resisitivitas, wenner-schlumberger, Safety factor |
Subjects: | T Technology > TK Electrical and Electronic Engineering T Technology > TYA Teknik Sipil |
Fakultas: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil, S1 |
Depositing User: | Retma IF UPT Perpus |
Date Deposited: | 26 Jun 2019 19:40 |
Last Modified: | 26 Jun 2019 19:40 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/31601 |
Actions (login required)
View Item |