PENGARUH BEHAVIORAL ASSET PRICING MODEL DAN TRADITIONAL NEOCLASSICAL ASSET PRICING MODEL TERHADAP PENILAIAN HARGA SAHAM (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012- 2015)


Mar’atunAdawiyah , 7311413079 (2017) PENGARUH BEHAVIORAL ASSET PRICING MODEL DAN TRADITIONAL NEOCLASSICAL ASSET PRICING MODEL TERHADAP PENILAIAN HARGA SAHAM (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012- 2015). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 7311413079.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Traditional Neoclassical Asset Pricing Model Perekonomian Indonesia saat ini tengah menghadapi perubahan siklus perekonomian global. Kondisi tersebut tentu berdampak pada reaksi pasar keuangan dalam negeri berupa perubahan harga saham. Pada kenyataannya masih banyak investor yang berperilaku overconfidence dalam menangkap setiap informasi, sehingga dapat menyebabkan peristiwa market crash. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh behavioral asset pricing model dan traditional neoclassical asset pricing model terhadap penilaian harga saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012-2015. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 sampel dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi linear berganda melalui software Eviews 0.8. Hasil penelitian menunjukan bahwa dividend per share dan free cash flow to equity berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham (p , sedangkan trading volume, market turnover, dan gross profit growth rate tidak berpengaruh terhadap harga saham (p . Hasil pengujian traditional neoclassical asset pricing model lebih baik dari behavioral asset pricing model dalam penilaian harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Simpulan dalam penelitian ini adalah besar kecilnya dividend per share dan free cash flow to equity di pengaruhi oleh harga saham. Sedangkan tinggi rendahnya trading volume, market turnover dan gross profit growth rate tidak berpengaruh pada harga saham. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa traditional neoclassical asset pricing model lebih baik dari behavioral asset pricing model dalam penilaian harga saham. Saran bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi referensi penelitian, sebagai pembanding dengan penelitian lain dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi teori-teori yang ada.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Harga Saham, Sentimen investor, Behavioral Asset Pricing Model
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HB Economic Theory
H Social Sciences > HC Economic History and Conditions
Fakultas: Fakultas Ekonomi > Manajemen, S1
Depositing User: Retma IF UPT Perpus
Date Deposited: 19 Jun 2019 14:04
Last Modified: 19 Jun 2019 14:05
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/30442

Actions (login required)

View Item View Item