KEARIFAN LOKAL UNTUK ANTISIPASI BENCANA LONGSOR DI DESA KUTOROJO, KECAMATAN KAJEN, KABUPATEN PEKALONGAN
Tunggul Wulung Linuwar , 3201413109 (2017) KEARIFAN LOKAL UNTUK ANTISIPASI BENCANA LONGSOR DI DESA KUTOROJO, KECAMATAN KAJEN, KABUPATEN PEKALONGAN. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (603kB) | Preview |
Abstract
Kearifan lokal merupakan pandangan dan pengetahuan tradisional yang menjadi acuan dalam berperilaku dan telah dipraktikkan secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan suatu masyarakat. Generasi muda selayaknya wajib mengetahui, dan memegang teguh nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal. Rumusan masalah dalam penelitian ini : 1) Bagaimana kearifan lokal yang berlangsung di Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan? 2) Bagaimana sistem pewarisan lokal di Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan berkaitan dengan bencana tanah longsor?. Sedangkan tujuan penelitian ini : 1) Mengetahui bentuk kearifan lokal yang berlangsung di Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, 2) Menganalisis makna kearifan lokal untuk antisipasi bencana tanah longsor, 3) Mendeskripsikan sistem pewarisan lokal di Desa Kutorojo, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Subjek dalam penelitian ini adalah sesepuh desa, kepala desa, masyarakat desa, dan anak usia sekolah. Variabel dalam penelitian ini : 1) Kearifan lokal masyarakat, 2) Bencana tanah longsor, 3) Sistem pewarisan lokal. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif. Hasil menunjukan bentuk kearifan lokal yang ada adalah rumah sembilan, larangan menebang pohon, perlindungan air Pancuran Telaga Pakis, perlindungan lingkungan Sendang luhur, dan dusun terlarang. Terdapat makna kearifan lokal rumah sembilan berkaitan dengan ancaman bencana longsor. Pembangunan rumah lebih dari sembilan tidak dimungkinkan, karena meminimalisir meningkatnya beban tanah sehingga dapat mengurangi ancaman bencana longsor, dan daerah di sekeliling rumah sembilan merupakan tanah milik pemerintah sehingga daerah sempit. Makna kearifan lokal dilarang menebang pohon yaitu tetap menjaga keseimbangan lingkungan alam. Sistem pewarisan lokal berasal dari petuah leluhur yamg diturunkan kepada sesepuh desa kemudian masyarakat. Sistem pewarisan lokal dari orangtua ke anak dilakukan dengan metode bercerita dengan menjelaskan kejadian nyata yang pernah terjadi berkaitan dengan kearifan lokal. Saran dari peneliti adalah: 1) Diharapkan generasi muda dapat melestarikan nilai-nilai yang terkandung di dalam bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada, sehingga kearifan lokal masih tetap menjadi pedoman dalam menjalani hidup, 2) Diharapkan masyarakat tidak sepenuhnya terpengaruh dalam arus globalisasi modern.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kearifan Lokal Masyarakat. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > Local Wisdom L Education > Special Education |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Geografi, S1 |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 14 Mar 2018 12:22 |
Last Modified: | 14 Mar 2018 12:22 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/30308 |
Actions (login required)
View Item |