REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM TUTURAN SANTUN PEJABAT NEGARA PADA TALK SHOW MATA NAJWA


Caecilia Petra Gading May Widyawari, 0202513033 (2016) REPRESENTASI IDEOLOGI DALAM TUTURAN SANTUN PEJABAT NEGARA PADA TALK SHOW MATA NAJWA. Masters thesis, Uniersitas Negeri Semarang.

[thumbnail of FULL.pdf]
Preview
PDF
Download (626kB) | Preview

Abstract

Pengguna bahasa yang wajib bertutur santun salah satunya adalah pejabat negara. Pejabat baru seperti Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Ganjar Pranowo telah memiliki daya tarik di mata masyarakat Indonesia baik dari segi integritas, kinerja, pola pikir, ideologi, maupun perilaku berbahasa. Salah satu wujud konkret dari struktur berpikir para pejabat tersebut berupa tuturan santun yang dapat diamati melalui program talk show Mata Najwa. Pemahaman maksud tuturan santun para pejabat sebagai upaya merekonstruksi ideologi apa yang direpresentasikan ketika mereka memroduksi tuturannya. Penelitian ini difokuskan pada kajian representasi ideologi dalam tuturan santun para pejabat negara pada talk show Mata Najwa. Bertolak pada fokus penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini meliputi (1) mengidentifikasikan wujud kesantunan, (2) mengidentifikasikan dimensi tuturan, (3) mendeskripsikan praktik kesantunan bertutur, (4) mengeksplanasikan alasan pejabat negara bertutur, (5) menjelaskan keterkaitan wujud kesantunan, dimensi tuturan, praktik kesantunan, dan alasan bertutur dengan representasi ideologi para pejabat negara dalam talk show Mata Najwa. Pendekatan penelitian ini berupa pendekatan kualitatif prespektif AWK Norman Fairclough. Pengumpulan data dengan metode simak dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat serta wawancara dan studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan metode normatif untuk menganalisis tuturan santun dan AWK Fairclough yang terdiri atas tahap deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Pada tahap interpretasi dilengkapi aspek kognisi sosial pemikiran Van Dijk. Kognisi sosial berupa kesadaran mental penutur yang berkaitan dengan latar belakang pengetahuan yang dimiliki. Hasil penelitian ini meliputi (1) wujud kesantunan tuturan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Ganjar Pranowo cenderung dominan mematuhi v bidal ketimbangrasaan sebab dalam tuturan, mereka berusaha memaksimalkan keuntungan secara bijaksana dengan tidak mementingkan diri sendiri dan meminimalkan biaya sosial. (2) dimensi tuturan ketiga pejabat berupa kosakata, gramatika dan struktur tekstual. Namun, terdapat perbedaan, untuk dimensi tuturan Jokowi cenderung dominan penyusunan kata, kelebihan kata, modalitas ‘keteramalan’. Sementara dimensi tuturan Ahok cenderung dominan kata informal dan modalitas ‘keharusan’. Dimensi tuturan Ganjar cenderung dominan penggunaan metafora, ekspresi eufemistik, kata formal dan informal, modalitas ‘kepastian’. Ketiga tokoh tersebut ditemukan pula pendayagunaan kosakata yang digunakan secara ideologis, evaluasi positif; gramatika berupa ketransitifan, kalimat negatif, kalimat aktif, modus deklaratif, pronimina ‘saya’ serta struktur teks eksposisi. Dimensi tutur didayagunakan para tokoh sebagai upaya menyampaikan maksud bertutur dan ideologi mereka. (3) praktik kesantunan ketiga pejabat berupa interpretasi dari penutur cenderung menunjukkan maksud yaitu kepedulian kepada rakyat, kejujuran, keadilan, penghormatan kepada rekan kerja dan pendukung, kinerja yang baik, dan kerendahatian. Adapula loyalitas terhadap partai ditemukan dalam tuturan Joko Widodo dan Ganjar Pranowo. Hal tersebut disebabkan tuturan para tokoh mengarah pada keberpihakan kepada rakyat. Dari segi publik interpretasi cenderung berpihak dengan ketiga pejabat tersebut. (4) alasan bertutur ketiga pejabat dalam talk show Mata Najwa dapat dipengaruhi oleh faktor situasional, institusional, sosiokultural. (5) wujud kesantunan, dimensi tuturan, praktik kesantunan, dan alasan bertutur Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Ganjar Pranowo dapat menunjukkan representasi ideologi mereka yaitu ideologi kerakyatan. Saran yang dapat disampaikan sebagai berikut. (1) peneliti lain yang tertarik dengan topik penulis, disarankan untuk melanjutkan penelitian ini sebagai kajian perbandingan representasi ideologi dengan subjek yang berbeda misalnya hakim, polisi, wartawan, (2) tuturan para pejabat negara masih memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut, tidak sebatas pada representasi ideologi, dapat pula analisis dari aspek daya pragmatik, implikatur, representasi kekuasaan dll, serta tidak sebatas dalam ranah talk show televisi saja, dapat pula dalam ranah berita, tajuk rencana, surat pembaca di media cetak, artikel berita di media online, pengamatan tuturan secara langsung.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: L Education > L Education (General)
Fakultas: Pasca Sarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia, S2
Depositing User: A.Md Angga Rizky Purwandra
Date Deposited: 25 Jan 2018 11:48
Last Modified: 25 Jan 2018 11:48
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/29461

Actions (login required)

View Item View Item