CITRA PEREMPUAN DALAM SERAT DARMADUHITA
Drajat Nahda Riyani, 2601411091 (2015) CITRA PEREMPUAN DALAM SERAT DARMADUHITA. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (277kB) | Preview |
Abstract
Serat Darmaduhita merupakan salah satu karya sastra yang sarat akan ajaran-ajaran kehidupan. Masyarakat sekarang sudah banyak yang meninggalkan ajaran-ajaran yang diberikan oleh orang para pujangga masa lalu. Serat Darmaduhita berbentuk puisi dan menggunakan bahasa jawa baru akan tetapi terdapat beberapa kata yang sudah jarang digunakan sehingga sulit untuk dimengerti masyarakat, maka diperlukan penelitian kepada serat Darmaduhita untuk mengetahui citra-citra perempuan pada masa dahulu untuk dijadikan ajaran kepada perempuan sekarang. Berdasarkan uraian tersebut, masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana struktur Serat Darmaduhita, (2) bagaimana citra perempuan dalam Serat Darmaduhita dalam kajian feminis. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui struktur Serat Darmaduhita, (2) mengetahui citra perempuan dalam Serat Darmaduhita dalam kajian feminis. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian feminis dan metode yang digunakan adalah struktural. Subjek pada penelitian ini yaitu naskah Serat Darmaduhita. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, kemudian dicari dengan menggunakan teknik baca, simak, dan catat. Langkahlangkah yang dilakukan dalam penelitian ini ialah (1) membaca dan memahami teks serat Darmaduhita¸ (2) menyimak dan mengalih bahasakan menjadi bahasa Indonesia, (3) menganalisis struktur serat Darmaduhita, (4) menemukan persoalan-persoalan mengenai feminisme, (5) mengklasifikasi citra fisik, psikis, dan sosial dalam serat Darmaduhita. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis heuristik dan hermeneutik. Penelitian ini menghasilkan struktur serat Darmaduhita dan citra-citra perempuan dalam serat Darmaduhita. Hasil penelitian ini adalah struktur serat Darmaduhita diuraikan di bawah ini. Si juru bicara adalah seorang raja dan pendengarnya adalah para putri yang berada di keputren. Waktu penulisan serat adalah tanggal 7 bulan Ruwah tahun 1736 AJ. Pada masa itu adalah masa pemerintahan Pakubuwana IV, akan tetapi dihimpun kembali oleh Nyai Adhisara pada masa pemerintahan Pakubuwana IX. Serat ini hadir dalam lingkup keraton, dan serat Darmaduhita lebih dikhususkan kepada para putri raja yang berada di Keputren. Dan tema yang dikembangkan dalam serat Darmaduhita adalahnasehat. Nasehat sang Raja kepada para putrinya mengenai pernikahan. Seorang perempuan harus memiliki lima sifat yang diibaratkan dengan lima jari. Jari jempol melambangkan sifat ayem atau tenteram. Jari telunjuk melambangkan sifat ing satuduh anglakoni atau melaksanakan perintah. Jari tengah melambangkan sifat unggul atau mengunggulkan. Jari manis melambangkan sifat manis netyanira atau manis dalam berbicara. Dan jari kelingking melambangkan sifat athak kaithikan atau terampil.Serat Darmaduhita tidak kaya akan pola-pola makna berupa semantik sajak, bahasa kiasan dan pengungkapan tak langsung, hal tersebut berkaitan dengan fungsinya sebagai nasehat yang bersifat langsung dan terbuka. Serat Darmaduhita terdapat beberapa penulisannya yang mengabaikan kaidah penulisan bahasa untuk memenuhi peraturan tembang Kinanthi. Bunyi terkadang digunakan penulis untuk memberikan kesan dalam karya sastra seperti terdapat pengulangan bunyi E pada bait kedua baris kelima yang memiliki fungsi menguatkan kata bingung. Fungsi dari karya sastra ini adalah pedoman dan ajaran maka penulis tidak mengindahkan estetika dalam berkarya sastra. Versifikasi berisi kesesuaian serat Darmaduhita yang berbentuk tembang macapat Kinanthi. Serat Darmaduhita terdiri dari enam baris. Tiap baris terdiri dari delapan suku kata. Dan rima akhir pada masing-masing baris adalah U,I,A,I,A dan I. Tata muka serat Darmaduhita berbentuk larik-larik. Terdapat dua citra perempuan dalam serat Darmaduhita yaitu citra psikis dan sosial. Citra fisik tidak ditemukan karena serat Darmaduhita merupakan serat yang membahas mengenai pendidikan karakter terhadap perempuan. Citra psikis dalam serat Darmaduhita terdiri dari berbakti, bersungguh-sungguh, takut, patuh, melayani suami, tenteram, mengunggulkan, manis dalam bertutur, sabar, hati tidak boleh berubah, dan mengetahui keinginan suami. Melarang perempuan memiliki sifat pemarah, suka cemberut, dan tidak bersungguh-sungguh. Citra sosial dalam serat Darmaduhita terdiri dari (1) apabila sudah menikah istri merupakan hak suami,, (2) perempuan yang tidak berpendirian akan mendapatkan hinaan, (3) perempuan dalam serat Darmaduhita ini adalah anak seorang raja, (4) pendidikan moral sangat diperlukan seorang perempuan, dan (5) tugas utama perempuan adalah mengurus anak. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu (1) Pendidikan perempuan merupakan aspek utama dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, sehingga pendidikan menjadi hal yang penting untuk wanita. Bukan hanya pendidikan disekolah, tetapi juga pendidikan moral dan agama, (2) Penelitian lanjutan dapat dilaksanakan kepada karya sastra sejenis serat guna menggali nilai-nilai kearifan lokal dan mengetahui maksud dan tujuan orang-orang terdahulu dalam membuat karya sastra.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Strukturalisme, Citra Perempuan, Serat Darmaduhita |
Subjects: | P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Pendidikan Bahasa dan Sastra P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures > PI1 Indonesia > Javanese Language and Literature |
Fakultas: | Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (S1) |
Depositing User: | Kharisma Adhi Arya |
Date Deposited: | 15 Jan 2018 13:52 |
Last Modified: | 15 Jan 2018 13:52 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/29131 |
Actions (login required)
View Item |