MORTALITAS DAN KERUSAKAN JARINGAN PADA SETIAP GEJALA INFEKSI LARVA Oryctes rhinoceros L. AKIBAT PERLAKUAN CENDAWAN Metarhizium anisopliae


Indah Budi Damayanti , 4411411026 (2016) MORTALITAS DAN KERUSAKAN JARINGAN PADA SETIAP GEJALA INFEKSI LARVA Oryctes rhinoceros L. AKIBAT PERLAKUAN CENDAWAN Metarhizium anisopliae. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of MORTALITAS DAN KERUSAKAN JARINGAN PADA SETIAP GEJALA INFEKSI LARVA Oryctes rhinoceros L. AKIBAT PERLAKUAN CENDAWAN Metarhizium anisopliae]
Preview
PDF (MORTALITAS DAN KERUSAKAN JARINGAN PADA SETIAP GEJALA INFEKSI LARVA Oryctes rhinoceros L. AKIBAT PERLAKUAN CENDAWAN Metarhizium anisopliae) - Published Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.) merupakan hama utama tanaman kelapa di Indonesia. Pengendalian O. rhinoceros dapat dilakukan dengan menggunakan cendawan entomopatogen M. anisopliae. Pemanfaatan cendawan M. anisopliae sebagai agen pengendali hayati telah banyak dilakukan namun masih jarang yang menganalisis tingkat kerusakan yang terjadi pada jaringan dari larva yang terserang oleh cendawan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian cendawan M. anisopliae terhadap mortalitas larva O. rhinoceros dan menganalisis kerusakan jaringan pada setiap gejala infeksi larva O. rhinoceros akibat perlakuan cendawan M. anisopliae. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 - April 2016. Penelitian didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah presentase mortalitas dan infeksi,perubahan tingkah laku larva O. rhinoceros, morfologi larva O. rhinoceros yang menunjukan gejala terinfeksi M. anisopliae dan kerusakan jaringan pada setiap tahap gejala infeksi yang disebabkan cendawan M. anisopliae. Mortalitas larva disajikan dalam bentuk grafik dan dianalisis secara deskriptif, sedangkan untuk kerusakan jaringan disajikan secara deskriptif dengan cara menganalisis perubahan struktur jaringan larva O.rhinoceros pada empat tahap gejala infeksi disajikan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa mortalitas larva pada setiap perlakuan berbeda. Perlakuan P3 menunjukan hasil mortalitas tertinggi yakni sebesar 100% pada hari ke 12 setelah aplikasi sedangkan pada perlakuan P1 dan P2 membutuhkan waktu yang lebih lama. Perlakuan P3 juga menunjukan mampu menyebabkan infeksi lebih cepat dibandingkan pada perlakuan P1 dan P2. Larva yang terinfeksi cendawan M. anisopliae lama kelamaan akan menjadi kurang aktif. Larva yang terinfeksi cendawan M. anisopliae tubuhnya akan menunjukkan gejala yakni muncul bercak cokelat (melanisasi), kemudian kaku (mumifikasi), muncul hifa putih (mikosis) di tubuhnya dan muncul koloni cendawan berwarna hijau. Kerusakan jaringan larva pada setiap tahapan gejala infeksi berbeda-beda. Larva yang mengalami bercak cokelat pada jaringannya mulai terlihat adanya hifa, kemudian pada gejala tahap mumifikasi epidermis larva mulai dipenuhi oleh miselium, pada gejala tahap muncul hifa putih jaringan larva bagian kutikula sudah rusak dan ditembus oleh cendawan M. anisopliae dan pada gejala tahap koloni cedawan hijau tua jaringan larva bagian kutikula dan epidermis sudah sangat rusak karena ditumbuhi oleh cendawan M. anisopliae dan sudah mulai terlihat adanya konidia.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: kerusakan jaringan, Metarhizium anisopliae, mortalitas, Oryctes rhinoceros L.
Subjects: Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Q Science > QL Zoology
Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi, S1
Depositing User: Eko Handoyo Eko
Date Deposited: 09 Jan 2018 11:43
Last Modified: 09 Jan 2018 11:43
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/28962

Actions (login required)

View Item View Item