SATUAN LINGUAL PENGUNGKAP KEARIFAN LOKAL DALAM PELESTARIAN TRADISI REBO WEKASAN PADA MASYARAKAT TEGAL


Maukhidhoh Khasanah , 2111411040 (2016) SATUAN LINGUAL PENGUNGKAP KEARIFAN LOKAL DALAM PELESTARIAN TRADISI REBO WEKASAN PADA MASYARAKAT TEGAL. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 2111411040.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (301kB) | Preview

Abstract

Perkembangan zaman yang semakin maju dan masuknya budaya luar berdampak pada kepunahan suatu budaya yang berpengaruh terhadap masalah kebahasaan. Pola pikir masyarakat yang cenderung dinamis mengakibatkan masyarakat kurang berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan kebudayaan, seperti kegiatan pelestarian tradisi rebo wekasan di daerah Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Banyak hal penting yang tidak teraktualisasikan yang dapat melunturkan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada aspek satuan lingual untuk memahami makna dan nilai-nilai budaya yang terkandung serta faktor yang melatarbelakangi munculnya satuan lingual pengungkap kearifan lokal, agar masyarakat Tegal mengetahui betapa pentingnya menjaga kelestarian budaya dengan memahami makna yang terkandung dalam tradisi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi bentuk satuan lingual yang digunakan untuk mengungkapkan kearifan lokal dan memaparkan maknanya serta mendeskripsi faktor yang mempengaruhi satuan lingual pengungkap kearifan lokal yang muncul dalam pelestarian tradisi rebo wekasan pada masyarakat Tegal. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik secara teoretis, dan pendekatan deskriptif kualitatif secara metodologis. Data yang dianalisis berupa penggalan tuturan yang digunakan untuk mengungkapkan kearifan lokal dalam pelestarian tradisi rebo wekasan. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode simak dan cakap dengan teknik simak libat bebas cakap dan teknik cakap semuka, serta dilakukannya observasi pasif. Analisis data menggunakan metode distribusional dan metode padan. Metode distribusional menggunakan teknik bagi unsur langsung (BUL) dan metode padan menggunakan teknik padan referensial. Hasil penelitian ini menunjukkan data yang mengandung (1) bentuk satuan lingual pengungkap kearifan lokal dalam wujud kata, frasa, kalimat, dan wacana. Kata tergolong atas dua macam, yaitu monomorfemis dan polimorfemis. Satuan lingual kearifan lokal yang berwujud frasa hanya berupa frasa endosentris berkategori nomina. Satuan lingual yang berwujud kalimat berupa kalimat optatif, dan satuan lingual yang berwujud wacana yaitu wacana doa, dan (2) makna satuan lingual yang digunakan untuk mengungkapkan kearifan lokal dianalisis secara leksikal dan kultural, serta (3) faktor sosial yang mempengaruhi munculnya satuan lingual pengungkap kearifan lokal dipengaruhi oleh latar beakang etnik dan status sosial, serta faktor situasional yang mendukung munculnya satuan lingual tersebut dalam pelestarian tradisi rebo wekasan. Saran yang direkomendasikan yaitu: 1) masyarakat Tegal perlu berpartisipasi dan memelihara kearifan lokal tradisi rebo wekasan karena khazanah bahasa dan budaya merupakan identitas suatu masyarakat dan tradisi tersebut harus dipertahankan agar kita mendapat pengakuan dari masyarakat luas, 2) penelitian ini dapat dilakukan dari perspektif kebahasaan lain yang bertumpu pada budaya, sehingga dapat dipahami pandangan hidup dari masyarakat setempat yang tercermin dalam aktualitas kehidupannya.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: etnolinguistik, faktor pemakaian bahasa, Kabupaten Tegal, kearifan lokal, makna, dan satuan lingual.
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania > Indonesian Literature
Fakultas: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia (S1)
Depositing User: Users 98 not found.
Date Deposited: 28 Dec 2017 12:57
Last Modified: 28 Dec 2017 12:57
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/28719

Actions (login required)

View Item View Item