AJARAN KEBANGSAAN SOEMODILOGO DI KRANGGAN TEMANGGUNG
Sri Rizqi Mubarokah , 3301412054 (2016) AJARAN KEBANGSAAN SOEMODILOGO DI KRANGGAN TEMANGGUNG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
- Published Version
Download (1MB) | Preview |
Abstract
Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya nilai-nilai ajaran kebangsaan. Dasar ajaran kebangsaan itu bersumber dari nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri. Perlu adanya suatu pengajaran pendidikan bagi generasi muda dengan suatu ajaran yang berorientasikan kepada nilai kebangsaan yang telah diberikan oleh para the founding fathers dan para pahlawan, baik tokoh nasional maupun tokoh lokal, dalam memperjuangkan tanah air Indonesia dari penjajahan. Penelitian ini merumuskan tiga rumusan masalah yaitu: 1) Siapa tokoh Soemodilogo?, 2) Apa saja ajaran kebangsaan Soemodilogo?, 3) Bagaimana IKS melestarikan ajaran kebangsaan Soemodilogo?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ajaran kebangsaan dari tokoh Soemodilogo. Objek penelitian ini adalah seorang tokoh lokal yaitu KRTA Soemodilogo. Metode pendekatan penelitian ini, menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa: metode dokumentasi, metode wawancara, dan metode observasi. Teknik analisis menggunakan analisis Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian: KRTA Soemodilogo adalah seorang Bupati Menoreh Pertama sebelum adanya Karesidenan Kedu dan Kabupaten Temanggung. Sebelum menjabat sebagai Bupati, KRTA Soemodilogo adalah seorang Kapitein Legion Djayeng-Sekar. KRTA Soemodilogo adalah seorang telik sandi dari Pangeran Diponegoro, sehingga KRTA Soemodilogo ini keberadannya “kontroversial” sebab saat itu, belum jelas keberpihakan KRTA Soemodilogo dengan Belanda atau berpihak dengan Pangeran Diponegoro, karena saat itu, terjadi suatu kronologi kesalahfahaman terbunuhnya KRTA Soemodilogo, yang bersamaan dengan perang Diponegoro tahun 1825, kemudian kepalanya di Makamkan di Goa Selarong (Jogjakarta) dan badannya di Makamkan di Krasak (Parakan). Dalam kiprahnya, ternyata KRTA Soemodilogo secara tidak langsung mengajarkan suatu ajaran kebangsaan dengan siasatnya: 1) “Pantang mundur, berani karena benar, takut melanggar aturan, dan jangan menggunakan aji mumpung”, 2) “Tidak mau dikalahkan, lebih baik mati daripada harus ditangkap musuh”. Dengan kedua siasat ini maka, kesatria serta keberaniannya dalam berperang mampu mengalahkan para Senopati Pangeran Diponegoro. Oleh karena itu, beliau mendapat gelar “Raden Basah Kedu” dari Pangeran Diponegoro. Selain dengan dua siasat tersebut, suatu ajaran yang ditafsirkan oleh IKS bahwa beliau juga mengajarkan ajaran kebangsaan yang lainnya seperti membela tanah air, pemberani, v memperjuangkan rakyat, patuh terhadap aturan dll, namun terdapat ajaran yang menonjol saat itu adalah religius (ajaran Agama Islam). Dengan peninggalan ajaran yang diturun temurunkan oleh KRTA Soemodilogo kepada keluarganya maka terbentuklah suatu Organisasi Ikatan Keluarga Soemodilogo (IKS) dengan tujuan untuk mewujudkan visi dan misinya, sehingga pengaplikasiaan ajaran kebangsaan Soemodilogo ini dapat dilestarikan melalui kegiatan-kegiatan dan program kerja IKS. Saran: 1) kepada IKS adalah 1, setiap anggota ataupun penggurus IKS sikap yang dilakukan, agar lebih loyal dan lebih kompak terhadap kemajuan organisasi IKS supaya dapat dikenal oleh masyarakat lain juga perlu adanya, suatu pengaplikasian ajaran kebangsaan dalam bidang pendidikan guna memberikan kontribusi bagi generasi penerus bangsa sesuai dengan Visi-Misi IKS bagi masyarakarat, nusa dan bangsa. Bukan hanya memberdayakan Wisma Soemodilogo yang hanya digunakan pada saat acara-acara tertentu saja, yang sifatnya bisnis untuk keluarga. Seharusnya, dengan adanya Wisma Soemodilogo ini nantinya IKS dapat memberdayakan serta memberikan kontribusi yang berorientasi kepada wawasan kebangsaan Indonesia bagi generasi penerus bangsa. Saran 2, dengan adanya Museum bentukan IKS yang berada di dalam Wisma Soemodilogo agar lebih diperbaiki lagi tempat lokasinya, supaya pengunjung dapat merasa nyaman ketika berkunjung, dan peninggalan-peninggalan yang telah ditinggalkan berupa bentuk fisik seperti pakaian, alat-alat dan benda-benda pusaka dapat dirawat dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Saran 3, kepada keluarga besar IKS untuk setiap warga anggota IKS agar dapat menggetahui sejarah serta sepak terjang leluhurnya (KRTA Soemodilogo) diharapkan penggurus IKS dapat menciptakan sebuah “Buku Pedoman Sorosilah” sejarah KRTA Seomodilogo dari awal sampai dengan terbentukknya organisasi IKS. Maka, dengan begitu generasi penerus IKS akan lebih mudah untuk memajukan dan memberdayakan peninggalan yang telah diberikan. 2) Kepada pemerintah Kabupaten Temanggung adalah, agar dapat memajukan serta mempromosikan bagi sejarah Indonesia bahwa Wisma Soemodilogo layak sebagai cagar budaya daerah yang di Indonesia.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ajaran, Kebangsaan, Soemodilogo. |
Subjects: | H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1 |
Depositing User: | Users 98 not found. |
Date Deposited: | 16 Nov 2017 18:58 |
Last Modified: | 16 Nov 2017 18:58 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/27571 |
Actions (login required)
View Item |