IMPLEMENTASI SEKOLAH INKLUSIF SEBAGAI PERWUJUDAN PENDIDIKAN NON DISKRIMINASI DI SMP NEGERI 7 PEMALANG


Cholid Baedowi , 3301411045 (2016) IMPLEMENTASI SEKOLAH INKLUSIF SEBAGAI PERWUJUDAN PENDIDIKAN NON DISKRIMINASI DI SMP NEGERI 7 PEMALANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 3301411045.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (185kB) | Preview

Abstract

Kehadiran sekolah inklusif memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk menuntut ilmu bersama peserta didik normal pada umumnya. Selain untuk mewujudkan pendidikan non diskriminasi juga untuk mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Hal ini seperti yang dilakukan di SMP Negeri 7 Pemalang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana implementasi sekolah inklusif di SMP Negeri 7 Pemalang, dan 2) hambatan apa yang dialami dalam mengimplementasikan sekolah inklusif di SMP Negeri 7 Pemalang. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui implementasi sekolah inklusif di SMP Negeri 7 Pemalang, dan 2) mengetahui hambatan yang dialami dalam mengimplementasikan sekolah inklusif di SMP Negeri 7 Pemalang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitan kualitatif. Sumber data penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data menggunakan analisis interaktif dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) implementasi sekolah inklusif di SMP Negeri 7 Pemalang meliputi proses penerimaan peserta didik baru, pembelajaran dan penilaian. Penerimaan peserta didik baru untuk peserta didik normal dilakukan seperti biasa, sedangkan untuk peserta didik baru berkebutuhan khusus dilakukan melalui berbagai tahap. Dimulai adanya surat keterangan peserta didik inklusi dari sekolah asal yang diajukan ke Dinas Pendidikan Pemalang. Setelah itu, Dinas Pendidikan Pemalang mengeluarkan surat rekomendasi diajukan kepada SMP Negeri 7 Pemalang bahwa peserta didik tersebut layak untuk melanjutkan belajar di SMP Negeri 7 Pemalang. Sehingga secara otomatis peserta didik tersebut diterima di SMP Negeri 7 Pemalang. Selanjutnya, sistem pembelajaran di kelas masih dilakukan seperti biasa tanpa ada modifikasi. Sedangkan pembelajaran di luar kelas, seperti kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik serta ada pembelajaran dan pelatihan untuk siswa berkebutuhan khusus yang memiliki bakat dan kemampuan. Berkaitan dengan penilaian, penilaian pembelajaran di SMP Negeri 7 Pemalang diserahkan sepenuhnya kepada guru masing-masing mata pelajaran. Penilaian untuk peserta didik normal dilakukan seperti biasa, tetapi penilaian peserta didik berkebutuhan khusus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Ketika ujian, bobot soal untuk peserta didik berkebutuhan khusus lebih mudah dibandingkan peserta didik normal. 2) Hambatan yang dialami SMP Negeri 7 Pemalang sebagai sekolah inklusif yaitu belum adanya batasan atau kriteria secara jelas untuk peserta didik berkebutuhan khusus sebagai syarat-syarat penerimaan peserta didik baru. Hal ini dikarenakan, SMP Negeri 7 Pemalang belum mempunyai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih sama, belum adanya modifikasi pebelajaran untuk menyesuaikan kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus. Sedangkan sistem penilaian belum adanya kriteria khusus secara jelas yang ditetapkan oleh setiap guru mata pelajaran untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Sehingga memunculkan “nilai kemanusiaan” atau “nilai kasihan” untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Saran, Bagi pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang, seharusnya memperhatikan dan mempertimbangkan penunjukkan sekolah regular untuk melaksanakan program sekolah inklusif. Sekolah yang dipilih yaitu sekolah yang benar-benar siap baik dari segi tenaga kependidikannya maupun sarana prasarana yang dimiliki. Selain itu, pemerintah seharusnya lebih banyak terlibat langsung dalam pelaksanaan sekolah inklusif. Bagi guru SMP Negeri 7 Pemalang, pembelajaran yang dilakukan seharusnya pembelajaran yang dimodifikasi sesuai kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus. Karena kemampuan pemahaman materi antara peserta didik normal dan peserta didik berkebutuhan khusus sangat berbeda sehingga perlu adanya modifikasi pembelajaran.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Sekolah Inklusif dan Pendidikan Non Diskriminasi
Subjects: H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1
Depositing User: Users 98 not found.
Date Deposited: 13 Nov 2017 17:59
Last Modified: 13 Nov 2017 17:59
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/27464

Actions (login required)

View Item View Item