PEMETAAN KERENTANAN WILAYAH DAN TINJAUAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR LUAPAN DI KOTA SEMARANG


AGUNG WICAKSONO , 3250408059 (2016) PEMETAAN KERENTANAN WILAYAH DAN TINJAUAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR LUAPAN DI KOTA SEMARANG. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of 3250408059.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (914kB) | Preview

Abstract

Kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah memiliki kemajuan dalam hal perekonomian dibanding kota lain di sekitar. Penduduk di Kota Semarang terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang yang datang untuk bekerja dan mengenyam pendidikan tinggi. Jumlah penduduk di Kota Semarang 1.585.855 jiwa belum termasuk penduduk sementara. Kebutuhan akan tempat tinggal dan tempat usaha membuat lahan kosong jarang ditemui di kota Semarang. Akibatnya daerah serapan air menjadi berkurang terutama di bantaran sungai. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengolahan data pada aspek – aspek kerentanan dan pembuatan peta tiap unsur kerentanan. Aspek yang dikaji yaitu kerentanan fisik, sosial dan ekonomi. Kerentanan fsik berupa data topografi, curah hujan, jarak dari sungai, kepadatan pemukiman dan penggunaan lahan. Kerentanan sosial berupa jumlah KK, kepadatan penduduk dan KK Rawan Banjir. Serta kerentanan ekonomi berupa data kemiskinan. Data diolah dengan diberi scoring sesuai besar pengaruhnya, dihasilkan 9 peta kemudian di overlay sehingga menghasilkan data kelurahan yang memiliki tingkat kerentanan rendah, sedang dan tinggi. Pengambilan sampel untuk angket kesadaran masyarakat menggunakan purposive sampling, sebaran responden yang diambil yaitu 13 KK pada kategori rendah, 15 KK pada kelurahan berkategori sedang dan 17 KK pada kelurahan berkategori tinggi. Berdasarkan penelitian ini, persebaran kerentanan wilayah terhadap bencana banjir luapan di Kota Semarang sebagai berikut: sebanyak 65 kelurahan termasuk dalam kategori rendah dengan luas daerah 17.417 ha, 85 kelurahan termasuk dalam kategori sedang dengan luas daerah 15.226 ha, dan 27 kelurahan termasuk dalam kategori tinggi namun luas daerah terkecil dibanding kategori rendah dan sedang yaitu hanya 5.787 ha, persebarannya cenderung mengelompok ke aliran sungai besar dan dalam suatu kelurahan ada yang masuk ke dalam lebih dari 1 kategori karena perbedaan letak geografis dan komponen lainnya. Kesadaran masyarakat terhadap bencana banjir sudah cukup tinggi untuk masyarakat asli yang bermukim sudah cukup lama. Namun, untuk masyarakat pendatang tidak mengetahui riwayat banjir dan kerentanan wilayah di pemukimannya. Penyebab tetap bermukimnya warga di wilayah yang mempunyai kerentanan sedang dan tinggi adalah karena letak pemukiman yang strategis dari tempat bekerja dan berwirausaha serta akses ke pusat kota yang mudah. Meskipun begitu, masyarakat dengan kerentanan daerah tinggi harus diberi informasi terkait kerentanan pemukimannya sehingga memiliki kesiapan untuk menghadapi banjir dan menekan angka kerugian. Informasi mengenai kerentanan banjir luapan perlu disebarkan agar masyarakat pendatang dapat mempertimbangkan hunian yang aman dan nyaman.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: banjir, luapan, kerentanan, peta, kesadaran masyarakat.
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GF Human ecology. Anthropogeography > Disasters
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Geografi, S1
Depositing User: Users 98 not found.
Date Deposited: 13 Nov 2017 13:26
Last Modified: 13 Nov 2017 13:26
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/27435

Actions (login required)

View Item View Item