GAYA MUSIK SERTA KONSEP DIRI KOMUNITAS MUSIK GRUNGE DI KABUPATEN BATANG
Dadang Dwi Septiyan, 0204513010 (2015) GAYA MUSIK SERTA KONSEP DIRI KOMUNITAS MUSIK GRUNGE DI KABUPATEN BATANG. Masters thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF
Download (692kB) | Preview |
Abstract
Komunitas musik Grunge Batang adalah komunitas yang berawal dari sekumpulan anak muda Batang yang mencintai musik Grunge. Dalam kehidupan anggota memiliki karakteristik masing-masing, seperti gaya berpakaian, sikap dalam kehidupannya, keyakinan, nilai, dan komitmen. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana gaya musik Grunge di Komunitas Musik Grunge Batang? (2) Bagaimana gambaran konsep diri Komunitas Musik Grunge di Kabupaten Batang yang mendasari musik Grunge sebagai sarana berkesenian? Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengkaji struktur dan bentuk musik yang menjadikan gaya musik grunge dari Komunitas Musik Grunge di Kabupaten Batang, (2) untuk mengkaji komponen dan karakteristik yang membentuk konsep diri Komunitas Musik Grunge di Kabupaten Batang yang mendasari musik Grunge sebagai sarana berkesenian. Penelitian ini menggunakan pendekatan interdisiplin, utamanya musikologi dan psikologi. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan model interpretatif untuk memahami dan menganalisis gaya musik dan konsep diri Komunitas Musik Grunge di Kabupaten Batang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, observasi, dan wawancara. Teknik keabsahan data menggunakan metode triangulasi data. Analisis data yang diterapkan adalah analisis isi teks dan konteks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya musik Grunge di Batang tergolong dalam gaya perseorangan dan atau kelompok. Apabila dilihat dari materi lagu yang dimainkan, yaitu lebih fokus ke dalam peniruan musik dari Nirvana dan Pearl Jam yang memiliki jenis bentuk lagu dua bagian, yang bertemakan tentang ungkapan pemberontakan. Gaya vokalnya terkesan memberontak dengan teriakan yang serak, dan juga terdapat pula yang menggunakan suara rendah, menggeram dengan karakter vokal yang berat, disertai efek suara distorsi dan feedback dari gitar. Sedangkan pada poin konsep diri anggota komunitas dilihat melalui tiga konsep yaitu; 1) konsep diri fisik, kemeja flannel, kaos usang, celana robek, dan sepatu ketz; 2) psikologis, dilihat dari keberanian bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat dan mau lepas dari kebiasaan penggunaan narkotika; 3) sikap, dari masing-masing individu berprinsip memiliki solidaritas yang tinggi serta cinta sesama. Saran dalam penelitian ini, musik Grunge tentunya masih ada celah untuk membuat semacam musik Grunge dengan lebih mengembangkan bentuk musik Grunge yang baru dengan bekal gaya bermusik yang berbeda dari masing-masing individu. Musik Grunge sebagai reference group pembentukan konsep diri, sebaiknya tidak diterima begitu saja mengenai budaya negatif bagi pecinta musik Grunge Indonesia dan Kabupaten Batang pada umumnya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Fakultas: | Pasca Sarjana > Pendidikan Seni, S2 |
Depositing User: | A.Md Angga Rizky Purwandra |
Date Deposited: | 18 Jul 2017 18:31 |
Last Modified: | 18 Jul 2017 18:31 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/26483 |
Actions (login required)
View Item |