Petani Garam di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan: Suatu Kajian Strategi Adaptasi Budaya.
Dhedy Pri Haryatno, 3501405525 (2009) Petani Garam di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan: Suatu Kajian Strategi Adaptasi Budaya. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.
Preview |
PDF (Petani Garam di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan: Suatu Kajian Strategi Adaptasi Budaya.)
- Published Version
Download (10MB) | Preview |
Abstract
Bledug Kuwu merupakan semburan lumpur yang terdapat di Desa Kuwu, lumpur yang keluar dari sumber letupan mengandung air garam. Munculnya sumber air garam di Desa Kuwu, membuat masyarakat Desa Kuwu memanfaatkan untuk dibuat sebagai garam dapur. Profesi sebagai pembuat garam dapur sampai sekarang masih dapat dijumpai di sekitar kawasan Bledug Kuwu, namun kondisinya sudah berbeda dengan awal kemunculan air garam tersebut. Pada kurun waktu 10 tahun terakhir jumlah petani garam dapat mencapai 100 orang, namun sekarang hanya tinggal 6 (enam) orang yang masih mempertahankan usahanya sebagai petani garam di Desa Kuwu. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Adakah problem lingkungan yang dihadapi petani garam di Desa Kuwu dalam pemanfaatan air garam?, (2) Apa teknologi yang digunakan petani garam di Desa Kuwu dalam menghadapi problem yang ada di lingkungan Desa Kuwu?, (3) Bagaimana perilaku petani garam di Desa Kuwu dengan adanya problem lingkungan dan teknologi yang digunakan? Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui problem lingkungan yang dihadapi petani garam di Desa Kuwu dalam pemanfaatan air garam, (2) Mengetahui teknologi yang digunakan petani garam di Desa Kuwu dalam menghadapi problem yang ada di lingkungan Desa Kuwu, (3) Mengetahui perilaku petani garam di Desa Kuwu dengan adanya problem lingkungan dan teknologi yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya adalah petani garam yang masih bekerja dan anggota masyarakat yang pernah bekerja sebagai petani garam di Desa Kuwu, serta informan pendukungnya yaitu aparat pemerintah Desa Kuwu. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya permasalahan lingkungan dan teknologi yang digunakan oleh petani garam, tidak semua mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan di Desa Kuwu. Sikap yang ditunjukkan oleh petani garam yang gagal dalam beradaptasi adalah ditinggalkannya mata pencaharian petani garam dan terdapatnya reruntuhan gubug beserta peralatan yang dimiliki oleh petani garam. Bagi petani garam yang mampu beradaptasi dengan lingkungan Desa Kuwu, sikap ditunjukkan melalui aktifitas pembuatan garam dan perilaku-perilaku untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan teknologi seperti melakukan penimbunan, membuat peralatan sendiri, dan mencari pekerjaan sambilan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh petani garam mencakup permasalahan tentang perubahan cuaca yang tidak menentu, kondisi lumpur yang selalu berubah, dan karakteristik air garam. Dengan adanya permasalahan lingkungan tersebut, tidak semua petani garam mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan, karena kemampuan setiap orang dalam beradaptasi berbeda-beda. Untuk menghadapi problem lingkungan yang ada di Desa Kuwu, petani garam melakukan adaptasi kultural. Dalam adaptasi kultural, petani garam tidak hanya menghindari bahaya yang ada di lingkungan, namun juga penggunaan teknologi yang dimiliki oleh petani garam di Desa Kuwu. Teknologi yang digunakan oleh petani garam meliputi klakah, blonjong, siwur, kepyur, payon, ember dan kerik. Dengan adanya problem lingkungan dan teknologi yang digunakan oleh petani garam, usaha yang dilakukan oleh petani garam untuk menghadapi permasalahan tersebut diwujudkan melalui perilaku-perilaku dalam menjalankan aktifitas pembuatan garam. Perilaku-perilaku tersebut adalah melakukan penimbunan garam, membuat peralatan pembuat garam sendiri, dan mencari pekerjaan sambilan. Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka pada bagian akhir penulis mencoba mengajukan beberapa saran (1) Bagi petani garam, dapat membentuk koperasi sebagai wadah para petani garam untuk membahas permasalahan lingkungan dan teknologi yang dihadapi petani garam. Misalnya: dalam menentukan harga jual garam yang pada musim penghujan mengalami peningkatan (2) Bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan, dapat lebih memberikan perhatian terhadap usaha yang dilakukan oleh petani garam di Desa Kuwu. Misalnya: dengan memberikan bantuan berupa penyediaan peralatan yang dibutuhkan oleh petani garam.
Item Type: | Thesis (Under Graduates) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Petani Garam, Strategi, Adaptasi Budaya |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) H Social Sciences > HM Sociology |
Fakultas: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, S1 |
Depositing User: | Hapsoro Adi Perpus |
Date Deposited: | 24 May 2011 03:26 |
Last Modified: | 25 Apr 2015 04:51 |
URI: | http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/2563 |
Actions (login required)
View Item |