PERAN BALAI REHABILITASI SOSIAL DALAM PELATIHAN KETERAMPILAN KERJA DAN PEMBINAAN MENTAL PEREMPUAN MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (STUDI KASUS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA)


HENDRA SETYA KURNIAWAN, 3301411058 (2015) PERAN BALAI REHABILITASI SOSIAL DALAM PELATIHAN KETERAMPILAN KERJA DAN PEMBINAAN MENTAL PEREMPUAN MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (STUDI KASUS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA). Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of PERAN BALAI REHABILITASI SOSIAL DALAM PELATIHAN KETERAMPILAN KERJA DAN PEMBINAAN MENTAL PEREMPUAN MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (STUDI KASUS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA)]
Preview
PDF (PERAN BALAI REHABILITASI SOSIAL DALAM PELATIHAN KETERAMPILAN KERJA DAN PEMBINAAN MENTAL PEREMPUAN MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL (STUDI KASUS DI BALAI REHABILITASI SOSIAL “WANITA UTAMA” SURAKARTA))
Download (1MB) | Preview

Abstract

Diantara sekian masalah yang cukup serius yang dialami bangsa kita sebagai pengaruh dari globalisasi ini ialah merajalelanya pekerja seks komersial (PSK). Pelacuran merupakan tingkah laku lepas bebas tanpa kendali dan cabul, karena adanya pelampiasan nafsu seks terhadap lawan jenisnya tanpa mengenal batas-batas kesopanan, akibat dari adanya tuntutan kebutuhan ekonomi untuk hidup lebih baik dan layak. Kenyataannya yang dialami manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mengalami kesulitan terutama wanita, karena berbagai faktor penyebab seperti pendidikan yang rendah, mental yang buruk dan lemahnya keterampilan membuat individu khususnya wanita mengambil cara singkat untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu dengan cara menjadi Pekerja Seks Komersial, sehingga perlu upaya untuk merehabilitasinya. Salah satu tempat rehabilitasi sosial di daerah Surakarta yang menerima mantan PSK adalah Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” yang wilayah kerjanya berada di Provinsi Jawa Tengah. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana peran Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan Pekerja seks komersial? (2) bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan pekerja seks komersial? Tujuan penelitian ini adalah Mengkaji peran Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan pekerja seks komersial; Mengkaji faktor penghambat dan pendukung dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja perempuan mantan pekerja seks komersial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian yang dijadikan objek adalah Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi yang diolah dan diperiksa dengan menggunakan teknik triagulasi untuk pengecekan keabsahan data. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data sampai penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, Status Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta yaitu sebagai Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dalam upaya pengentasan masalah wanita tuna susila dapat disimpulkan bahwa peran Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja sebagai kategori peran perencana sosial, peran penghubung, peran pendidik, dan peran memberdayakan. Dalam hal pembinaan mental materi yang diberikan meliputi: pembinaan Agama Islam dan Kristen, bimbingan mental, budi pekerti, pembinaan karakter, dan ESQ. Sedangkan Pemberian bimbingan keterampilan kerja meliputi keterampilan memasak/boga, jahit, dan salon. Faktor penghambat internal dalam pembinaan mental dan pelatihan keterampilan kerja berasal dari Penerima Manfaat sendiri, dan berasal dari Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta. Faktor penghambat eksternal berasal dari Masyarakat. Faktor pendukung internal yaitu sumber daya manusia, dan pendidikan. Faktor pendukung eksternal yaitu tersedianya anggraan dari APBD tingkat 1 Jawa Tengah pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah sebagai sumber dana kegiatan operasional Balai, dan dukungan kerjasama lintas sektoral terjalin dengan baik yang meliputi: Dinas Sosial, Kepolisian, Satpol PP, Kantor Depag, Puskesmas, UNS, KPAD (Komisi Pemberantasan AIDS Daerah), RSUD Dr. Moewardi Surakarta, perusahanperusahaan dan tokoh masyarakat. Saran yang dapat penulis rekomendasikan dalam penelitian ini adalah, (1) sebaiknya pihak Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta menyediakan modul mengenai bimbingan mental dan pelatihan keterampilan, agar Penerima Manfaat dapat mempelajari sendiri materi tersebut diluar jam pembinaan; (2) dalam pelatihan keterampilan sebaiknya menambah alat keterampilan boga, jahit, dan salon agar proses pelatihan berjalan dengan efektif; (3) karena banyaknya Penerima Manfaat yang mengikuti keterampilan boga maka perlu untuk penambahan ruangan kelas keterampilan boga, karena sudah tidak cukup bagi Penerima Manfaat untuk melaksanakan praktik; (4) pada saat jam besuk sebaiknya pihak Balai bekerja sama dengan pihak kepolisian agar dalam tidak ada hal yang tidak diinginkan, seperti adanya pihak keluarga, germo, atau preman yang datang ingin mengeluarkan Penerima Manfaat secara paksa.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Peran, Penerima Manfaat, Pembinaan, Balai Rehabilitasi Sosial
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
K Law > K Law (General)
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, S1
Depositing User: handoyo eko perpus
Date Deposited: 18 Oct 2016 17:13
Last Modified: 18 Oct 2016 17:13
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/24357

Actions (login required)

View Item View Item