PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY-INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN MATERI JAMUR DI SMA NEGERI 1 MEJOBO KUDUS


Ismatul Ulya , 4401402016 (2009) PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY-INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN MATERI JAMUR DI SMA NEGERI 1 MEJOBO KUDUS. Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang.

[thumbnail of PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY-INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN MATERI JAMUR DI SMA NEGERI 1 MEJOBO KUDUS]
Preview
PDF (PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY-INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL PADA PEMBELAJARAN MATERI JAMUR DI SMA NEGERI 1 MEJOBO KUDUS) - Published Version
Download (529kB) | Preview

Abstract

Selama ini guru kurang bervariasi dalam memilih model pembelajaran. Model pembelajaran konvensional yang didominasi oleh metode ceramah masih menjadi salah satu model favorit yang digunakan guru dengan alasan untuk efisiensi waktu. Kajian klasifikasi seperti materi jamur merupakan salah satu kajian yang tidak disukai siswa karena banyak yang harus dihafalkan, tetapi dengan model pembelajaran yang tepat, hal ini dapat diatasi dengan baik. Guided discovery-inquiry merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan sikap ilmiah, di mana siswa dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri tentang suatu konsep sains sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada penerapan model guided discovery-inquiry dengan konvensional pada pembelajaran materi jamur di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus dengan desain randomized control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Dari keenam kelas yang ada diambil dua kelas, yang diberi perlakuan berbeda. Satu kelas diberikan pembelajaran dengan model guided discovery-inquiry dan satu kelompok dengan model konvensional. Nilai pretest digunakan untuk melihat apakah kedua kelas berasal dari kondisi awal yang sama. Rata-rata nilai posttest dari kedua kelas dibandingkan untuk melihat perbedaan dari masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas guided discoveryinquiry dan kelas konvensional berbeda secara signifikan. Rata-rata nilai posttest kelas guided discovery-inquiry (73,66%) lebih tinggi daripada kelas konvensional (66,57%). Keaktifan klasikal kelas guided discovery-inquiry (80,49%) dan termasuk dalam kategori aktif. Guru dan 87% siswa kelas guided discovery-inquiry memberikan tanggapan positif terhadap model pembelajaran guided discovery-inquiry. Simpulan penelitian ini adalah ada perbedaan hasil belajar siswa pada penerapan model guided discovery-inquiry dengan konvensional pada pembelajaran materi jamur di SMA Negeri 1 Mejobo Kudus. Hasil belajar siswa kelas yang menggunakan model guided discovery-inquiry lebih baik daripada kelas yang menggunakan model konvensional. Saran yang diberikan adalah model guided discovery-inquiry dapat diterapkan pada materi jamur serta materi lain yang sesuai agar hasil belajar siswa meningkat

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: model guided discovery-inquiry, model konvensional, hasil belajar siswa
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
Q Science > QH Natural history > QH301 Biology
Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Pendidikan Biologi, S1
Depositing User: Users 98 not found.
Date Deposited: 10 May 2011 07:25
Last Modified: 25 Apr 2015 04:46
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/2333

Actions (login required)

View Item View Item