LAWEYAN DALAM PERIODE KRISIS EKONOMI HINGGA MENJADI KAWASAN WISATA SENTRA INDUSTRI BATIK TAHUN 1998-2004


IBNU MAJAH, 3111411014 (2015) LAWEYAN DALAM PERIODE KRISIS EKONOMI HINGGA MENJADI KAWASAN WISATA SENTRA INDUSTRI BATIK TAHUN 1998-2004. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of 3111411014-s.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (2MB) | Preview

Abstract

Laweyan merupakan suatu kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan bersejarah. Unik karena kawasan tersebut merupakan kawasan tempat para saudagar tinggal, secara spesifik mereka adalah para saudagar batik. Laweyan sudah ada dan berkembang sebagai sentra industri benang sejak abad XV pada masa kejayaan Kerajaan Pajang, lalu kawasan tersebut semakin terkenal dan mengalami kejayaan sebagai pusat perdagangan batik pada awal abad XX. Oleh karena itu, sampai saat ini Laweyan identik dengan kampung para saudagar batik. Akibatnya, corak kehidupan serta orientasi nilai masyarakat Laweyan berbeda dengan masyarakat Surakarta pada umumnya. Seiring perjalanan waktu, para pengusaha batik Laweyan ikut berproses dari pertumbuhannya pada awal abad XV sampai masa kemerdekaan Indonesia, bahkan sampai sekarang. Dalam perkembangan tersebut, Laweyan mengalami berbagai dinamika dalam kehidupan masyarakat. Pascaketerpurukan akibat masuknya teknologi batik printing tahun 1970, Laweyan kembali memasuki masa sulit akibat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997. Setelah itu, pada era awal Reformasi kondisi Laweyan berangsur-angsur kembali membaik. Masyarakat kembali bangkit, hingga pada tahun 2004 Kawasan Laweyan sukses dideklarasikan sebagai kawasan wisata. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kondisi secara umum kehidupan masyarakat Kampoeng Batik Laweyan; (2) untuk mengetahui dinamika kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Kampoeng Batik Laweyan pada masa krisis ekonomi hingga menjadi kawasan wisata; (3) untuk mengetahui latar belakang penetapan Kampoeng Batik Laweyan sebagai kawasan wisata sentra industri batik yang dikelola secara terpadu oleh forum masyarakat pada tahun 2004. Metode Penelitian yang digunakan berupa metode historis, yang terdiri dari lima tahap, yaitu penentuan topik, heuristik (mengumpulkan sumber-sumber sejarah); kritik sumber (penilaian kebenaran sumber); interpretasi (mewujudkan rangkaian bermakna dari fakta sejarah); dan historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laweyan telah ada sejak masa Kerajaan Pajang sekitar abad XV, dan terkenal sebagai kawasan sentra lawe (kain bahan pakaian). Kemudian pada awal abad XX Laweyan mengalami perkembangan pesat hingga mengalami masa kejayaan sebagai kawasan perdagangan batik, yang berakibat pada profesi masyarakat Laweyan yang mayoritas menjadi pedagang batik. Dalam kehidupan sosial, terdapat kelompok-kelompok sosial pada masyarakat Laweyan seperti golongan juragan (pedagang), wong cilik (rakyat biasa), wong mutihan (ulama), dan priyayi (bangsawan atau pejabat) yang hidup secara berdampingan dengan damai. Pascakrisis ekonomi 1997 kondisi Laweyan mengalami berbagai perubahan. Kondisi perekonomian berangsur-angsur kembali membaik, dengan tumbuhnya jenis-jenis usaha baru di Laweyan. Masyarakat Laweyan juga menjadi lebih terbuka, setelah sebelumnya terkenal sebagai kelompok masyarakat yang tertutup. Di samping itu, Laweyan juga mulai kembali melestarikan berbagai tradisi kebudayaan setelah sebelumnya hampir hilang. Kondisi tersebut semakin berkembang setelah terbentuknya Laweyan sebagai kawasan wisata pada tahun 2004. Pembentukan tersebut bermula dari keprihatinan para pengusaha dan tokoh masyarakat Laweyan terhadap potensi Laweyan. Kemudian terbentuklah sebuah forum yang bertugas mengelola Laweyan sebagai kawasan wisata. Pascadeklarasi Kampoeng Batik Laweyan pada 24 Oktober 2004, forum tersebut juga resmi menjadi forum pengelola kawasan wisata yang disebut Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL). Pengembangan Laweyan sebagai kawasan wisata mengacu pada tiga aspek, yaitu (1) sejarah, bangunan, dan lingkungan; (2) industri batik dan industri lainnya; (3) sosial, seni, dan budaya. Pengembangan tersebut memberikan berbagai dampak pada kehidupan masyarakat di dalam dan di luar Laweyan, serta pemerintah Kota Surakarta.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: Laweyan, Batik, Wisata, Dinamika Sosial, Ekonomi, Budaya
Subjects: D History General and Old World > D History (General)
H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HC Economic History and Conditions
Fakultas: Fakultas Ilmu Sosial > Ilmu Sejarah, S1
Depositing User: imanda fachruddin unnes
Date Deposited: 16 Nov 2015 17:14
Last Modified: 16 Nov 2015 17:14
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/22620

Actions (login required)

View Item View Item