PENDUGAAN BAWAH PERMUKAAN SITUS ARKEOLOGI FOSIL BERDASARKAN DATA MAGNETIK DI SEKITAR MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN SRAGEN


Siti Zulekho, 4211411058 (2015) PENDUGAAN BAWAH PERMUKAAN SITUS ARKEOLOGI FOSIL BERDASARKAN DATA MAGNETIK DI SEKITAR MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN SRAGEN. Under Graduates thesis, UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

[thumbnail of 4211411058-s.pdf]
Preview
PDF - Published Version
Download (1MB) | Preview

Abstract

Situs arkeologi merupakan suatu peninggalan benda bersejarah masa lampau yang memiliki nilai budaya yang perlu dilestarikan.Salah satunya adalah situs manusia purba di Sangiran. Minimnya informasi bawah permukaan situs arkeologi untuk membantu proses eskavasi arkeologi yang masih terkubur, salah satunya dengan menggunakan metode magnetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon anomali magnetik terhadap arkeologi fosil, intensitas magnet total dan posisi fosil. Pengambilan data geomagnetik dilakukan pada koordinat UTM X 480000 sampai 486000 dan UTM Y 9175000 sampai 9179000. Pengambilan data dilakukan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) model GSM-19T produk GEM System dengan sensitivitas 0,05 nT, Global Positioning system (GPS), dan kompas geologi. Data intensitas medan magnet total hasil pengukuran diolah dengan melakukan koreksi harian, koreksi IGRF, kontinuasi ke atas, dan reduksi ke kutub. Intensitas medan magnet total daerah penelitian berada pada rentang nilai 40.061 nT sampai 48.177 nT. Hasil pengolahan data diperoleh anomali magnetik di daerah penelitian dengan rentang -2.200 nT sampai 2.600 nT dan didominasi oleh nilai anomali magnetik tinggi. Pola anomali magnetik tertinggi terletak pada titik penelitian di atas singkapan arkeologi fosil.Arkeologi fosil ditemukan pada lapisan tanah pasir kasar pada kedalaman 0-3 m pada formasi Pucangan.Anomali magnetik tinggi pada daerah penelitian merupakan respon akibat kenaikan sifat kemagnetan batuan terhadap lingkungan sekitar situs arkeologi Sangiran. The archeological siteis arelic ofhistorical objectsthathas cultural values that need to be preserved. One of archeology that found is early man in Sangiran. The lack of information about subsurface archaeological site stoassist the process of archaeological excavation that is still buried, one using geomagnetic survey. The purpose of research is to investigate the response of the magnetic anomaly concern to archeological fossil, the total magnetic intensity and position of fossils. The retrieval of data geomagnetic is done in coordinates UTM X 480.000 to 486.000 and UTM Y 9175000 to 9179000. Data was collected by Proton Precession Magnetometer (PPM) model GSM-19T product GEM System with sensitivity of 0.05 nT, Global Positioning System (GPS), and geological compass. The result of geomagnetic measurement is total magnetic field intensity that proceess with diurnal correction, main field correction, upward continuation, and reduction to the pole. Total magnetic field intensity in research area is spread between 48.177 nT to 40.061 nT. After processing,magnetic anomalous in this research area is spread out between -2200 to 2600 nT and dominated by the high magnetic anomalous value. Magnetic anomalous pattern located on the highest point of archaeological research on fossil outcrops. Archaeological fossils were found in a layer of coarse sand soil at a depth of 0-3 m on Pucangan formation. The highest magnetic anomalous in the research area is a response due to the increase in magnetic properties of rocks on the surrounding environment Sangiran archaeological sites.

Item Type: Thesis (Under Graduates)
Uncontrolled Keywords: anomali magnetik, geomagnetik, fosil. magnetic anomalous, geomagnetic, fossil.
Subjects: Q Science > QC Physics
Fakultas: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika, S1
Depositing User: risma nur unnes
Date Deposited: 13 Nov 2015 23:36
Last Modified: 13 Nov 2015 23:36
URI: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/22427

Actions (login required)

View Item View Item